YOGYA - Setiap menggelar laga kandang Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram (PSIM) dapat meraup keuntungan rata-rata Rp 65 juta. Hal itu disampaikan Manajer Pertandingan, Sukamto, di Yogyakarta, Sabtu (7/4/2012).
Mestinya, kata Sukamto, setiap selesai laga, bendahara harus melaporkan seluruh pendapatan dan pengeluaran pada manajer pertandingan. "Tapi selama ini tidak pernah ada laporan," kata Sukamto.
Selama ini, setelah karcis terjual, keuangan langsung dibawa bendahara. "Setahu saya, ia mempunyai hubungan langsung dengan manajemen PSIM," tambahnya.
Ia menengarai, uang yang disetorkan bendahara Panpel ke manajemen PSIM, digunakan pengurus untuk memenuhi kebutuhan lain, sehingga saat harus membayar tagihan biaya sewa lapangan, tidak bisa terbayarkan.
Sukamto, mengaku kaget, saat ada tagihan dari pengelola Stadion Mandala Krida yang menyebut, biaya sewa stadion untuk empat laga kandang belum dilunasi.
Seharusnya, lanjutnya, pantia pertandingan (panpel) mampu melunasi semua biaya yang dikeluarkan, termasuk sewa stadion Mandala Krida, bila keuangan hasil penjualan karcis dikelola secara benar.
Apalagi, kata Sukamto, untuk menggelar laga di Stadion Mandala Krida, panitia hanya dikenakan biaya sewa Rp 5 juta untuk laga sore hari, sedangkan laga malam hari dikenakan biaya Rp 8 juta.
Perbedaan biaya Rp 3 juta itu untuk pembelian solar genset, karena pertandingan malam hari butuh penerangan yang cukup. "Tambahan biaya untuk solar, biasanya harus dibayar langsung oleh manajemen," tegas Sukamto.
Untuk biaya latihan, lanjut Sukamto, sewa lapangan pada pengelola Mandala Krida, dalam hal ini, Balai Pemuda dan Olah Raga (lembaga di bawah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY) tidak dibebankan pada Panpel, namun ditanggung manajemen PSIM.
Manajer Sarana dan Prasarana PSIM, Jarot Sri Kastowo, mengakui pengeluaran tim untuk latihan, listrik mess pemain, kantor dan lain-lain di luar pertandingan, ditanggung manajemen PSIM. Dari Desember 2011 hingga Maret 2012, pengeluaran untuk sewa lapangan saat latihan di Mandala Krida, belum dibayarkan. "Tarifnya Rp 125 ribu per latihan," tambah Jarot.
Untuk urusan pelaksanaan pertandingan, termasuk sewa stadion, manajemen PSIM tidak tahu menahu. Apalagi, hingga kini Panpel tidak pernah melaporkan hasil penjualan karcis dan pelaksanaan pertandingan lainnya pada manajemen.
"Saya juga tidak pernah tahu, berapa berapa jumlah uang yang disetorkan Panpel pada manejemen, karena saya tidak pernah menerima laporan dari mereka," tegas Jarot.
Ia sengaja membeberkan, semua tunggakan PSIM agar pengurus lainnya dan masyarakat pecinta tahu serta tidak sekedar mencibir atau hanya bicara tidak menyelesaikan permasalahan yang ada.
"Selain menunggak latihan dan pertandingan, manajemen juga masih menunggak pembayaran listrik, katering, gaji dan bonus," bebernya.
Sumber : Lihat Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar