Senin, 30 Juli 2012

POLEMIK PSIM: Yogaya Siap Turun Tangan

JOGJA–Ketidakjelasan status legalitas PT PSIM memunculkan nama Yayasan Olahraga Yogyakarta (Yogaya) untuk kembali menaungi kesebelasan kebanggaan warga Jogja tersebut.

Saat kepemimpinan Walikota Herry Zuhdianto, yayasan tersebut menjadi penaung atas cabang olahraga (cabor) tingkat Kota Jogja yang telah berstatus profesional, salah satunya adalah sepak bola, dalam hal ini adalah PSIM.

Ketika itu, keuangan PSIM memang masih menjadi tanggungan dari pemerintah dengan Yogaya sebagai yayasan penanggung legalitasnya. ”Ketika itu, sekitar tahun 2010, kami mendapatkan dana dari APBD Kota Jogja sebesar kurang lebih Rp25 juta yang kami pakai untuk operasional dua cabor, voli dan sepak bola [PSIM],” ucap Tri Djoko Susanto, mantan Ketua Yogaya, Minggu (29/7).

Akan tetapi, sejak 2011 lalu, tepatnya ketika PSIM memutuskan untuk membentuk sebuah perseroan terbatas (PT), sejak saat itulah, Laskar Mataram terpisah dari Yogaya.

Keputusan untuk mendirikan sebuah PT, dinilainya sebagai upaya untuk membawa PSIM ke arah industri. ”Terlebih dengan masuknya PT.Nirwana Persada Indonesia [PT.NPI],” tambahnya.

Namun, pada kenyataannya, keberadaan PT itu pun tak banyak membantu PSIM mengarah ke dunia industri sepak bola. Bahkan, parahnya, dari manajemen lainnya pun menyangsikan legaitas dari PT itu sendiri lantaran mereka mengaku tidak menerima salinan legalitas.

Oleh sebab itu, jika di musim kompetisi mendatang PSIM mengharapkan Yogaya kembali turun tangan, bagi Tri hal itu adalah sebuah kemunduran. ”Karena bagaimanapun, dari awal saya nilai sudah komitmen untuk membawa PSIM ke arah industri sepak bola. Sedangkan kami kan yayasan, orientasinya bukan profit,” paparnya.

Terpisah, Sekretaris Yogaya Sukamto, ketika dikonfirmasi justru tak dapat menanggapi apapun. Pria yang juga merupakan Kepala Kesbangpora Kota Jogja itu hanya bisa mengatakan, hal itu masih akan dibahasnya bersama Ketua Umum PSIM saat ini, Haryadi Suyuti. ”Ini adalah perkara penting. Saya harus konsultasi dengan beliau [Haryadi Suyuti],” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, wacana munculnya nama Yogaya memang diindikasikan dari ketidakjelasan status PT PSIM. Media Officer PSIM Ajiek Tarmidzi, ketika dikonfirmasi memang mengaku belum menerima salinan apapun terkait legalitas PT tersebut.”Tidak, sampai sekarang ini, saya dan manajemen yang lain belum tahu apapun soal kejelasan PT itu,” tegasnya.

Sumber : Lihat Disini

Pernikahan Tertunda, Gara-gara Gaji Tak Kunjung Cair

YOGYA - Rencana pernikahan Pemain PSIM Tulus Saptianto, pada akhir tahun ini terganggu lantaran gajinya selama empat setengah bulan ke belakang belum diberikan oleh manajemen. Persiapan yang sudah dilakukannya, menjadi tersendat akibat kondisi keuangannya yang sedikit terganggu.

Ia berharap, manajemen segera memberikan hak-haknya yang belum terbayarkan agar rencana pernikahannya bersama sang kekasih hatinya dapat berjalan dengan lancar. Selama ini, ia hanya diminta untuk bersabar menunggu pencairan bayarannya.

"Tidak tahu kalau tidak lancar seperti ini, belum ada kabar juga dari manajemen kapan akan diberikan hak kami. Mereka hanya meminta kami untuk bersabar," jelas Tulus, Minggu (29/7/2012).

Ia, bersama dengan rekan-rekannya sesama punggawa Laskar Mataram berencana untuk mendatangi mess dan menagih hak kepada manajemen. Rencananya, Senin (30/7) atau Selasa (31/7) mereka akan kembali menanyakan hak-haknya.

Kapten tim PSIM, Nova Zaenal, akan mendatangi mess pada Senin atau Selasa untuk menanyakan kepastian sisa bayarannya. Ia akan mengkoordinir, rekan-rekannya agar tidak terkesan datang satu per satu.

Sumber : Lihat Disini

Sabtu, 28 Juli 2012

Lorenzo Tak Tahu Nasib Selanjutnya

YOGYA -  Meski mengaku nyaman bermain bersama PSIM selama satu musim, Lorenzo Rimkus, Kristian Adelmund, dan Emile Linkers, tak bisa menentukan nasib mereka musim depan. Ketiganya pun masih enggan memikirkannya saat ini.

Gelandang serang, Lorenzo Rimkus, secara pribadi menuturkan dirinya mulai mencintai Yogya dan PSIM. Namun konflik internal di tubuh manajemen Laskar Mataram, membuatnya harus berpikir ulang untuk kembali ke Yogya. “Terus terang saya memang senang bermain di sini, tapi saya tidak tahu apakah musim depan masih bermain di sini lagi atau tidak,” katanya.

Hal senada diucapkan Emile Linkers. Bomber andalan Laskar Mataram tersebut menilai sebenarnya PSIM merupakan tim bagus dengan materi pemain lokal yang sangat potensial.

Sayangnya, menurut Linkers, hal itu seringkali terganjal dengan beberapa permasalahan internal manajemen, seperti pembayaran gaji dan bonus. Ia pun mengaku tak keberatan apabila masih dipertahankan dan diinginkan untuk berseragam biru khas PSIM. “Asalkan sistem manajemen bisa lebih baik, saya juga senang kalau bisa bermain lagi di PSIM,” tandas Linkers.

Sumber : Lihat Disini

Trio Belanda Nikmati Pengalaman Berkostum PSIM

YOGYA -  SATU musim berada di Yogyakarta, membawa kesan dan pengalaman tersendiri bagi trio Belanda PSIM. Meski  baru kali pertama merasakan atmosfer kompetisi Liga Indonesia, Lorenzo Rimkus, Emile Linkers, dan Kristian Adelmund tak butuh waktu lama untuk beradaptasi.

Didatangkan dari Negeri Kincir Angin, awal musim kompetisi lalu, ketiganya langsung menjadi idola publik sepak bola Yogya, khususnya suporter setia PSIM. Hal itu tak lepas dari teknik dan kemampuan asah bola di atas rata-rata yang dimiliki trio Belanda, yang menempati tiga posisi berbeda di klub Laskar Mataram.

Rimkus, Linkers, dan Adelmund, secara pribadi mengaku antusias bisa bermain bersama PSIM sekaligus merasakan sepak bola Indonesia. Ketiganya pun memiliki pengalaman yang beragam selama satu tahun berdomisili di Kota Gudeg.

Lorenzo Rimkus, misalnya, yang sangat terkesan dengan fanatisme suporter PSIM. Secara terus terang ia mengatakan dirinya sempat terkejut saat kali pertama bermain bersama Nova Zaenal cs.

“Pertama kali masuk stadion, saya kaget dengan banyaknya jumlah suporter yang datang dan mendukung kami di stadion. Sungguh pemandangan yang luar biasa,” terangnya, beberapa waktu lalu.

Pemilik nomor punggung 35 itu berujar dirinya tak pernah membayangkan sebelumnya antusiasme suporter sedemikian besar. Dukungan, yel-yel, serta nyanyian yang dinyanyikan para suporter saat mendukung PSIM disebutnya sebagai sesuatu yang istimewa. “Mereka (suporter) sangat kreatif membuat gerakan, nyanyian dan digabungkan dengan alat musik, benar-benar menarik dan saya memang terkesan,” imbuhnya.

Namun yang paling diingat oleh Rimkus adalah ketika tim PSIM gagal menaklukkan Persita Tangerang pada babak semifinal di Stadion Manahan Solo, beberapa waktu lalu. Ia terkesan saat melihat para suporter PSIM menyambut mereka dengan tepuk tangan meriah ketika kembali dari Solo. “Meski kami kalah, tetapi mereka tetap mendukung dan memberikan sambutan positif pada kami,” tutur gelandang serang PSIM.

Pengalaman berbeda dituturkan Kristian Adelmund. Gelandang jangkung ini mengaku tak pernah menyangka dirinya dianggap bak pemain bintang oleh para suporter.

Pasalnya, dibanding kedua rekan senegaranya, Adelmund memang terbilang paling laris diburu para suporter untuk berfoto bersama, meminta tanda tangan, atau sekadar berjabat tangan. “Kalau di Belanda, saya malah tidak pernah diperlakukan seperti itu, di sini saya serasa seorang pemain bintang besar,” candanya.

Meski demikian, Adelmund tak pernah berkeberatan menanggapi permintaan para suporter. Ia juga selalu menebar senyum para suporter memanggil dan mengelu-elukan namanya. “Saya tak merasa repot dan keberatan, lagipula mereka selalu mendukung kami, jadi bisa dikatakan ini sebagai rasa terima kasih,” kata Adelmund.

Adapun bomber andalan, Emile Llinkers, mengaku senang bisa mengasah skill dan bermain bersama para punggawa PSIM. Menurutnya, hal teristimewa dari PSIM adalah semangat kekeluargaan dari masing-masing pemain. “Di sini semua pemain menyatu, kompak seperti keluarga, itu yang membuat saya merasa nyaman,” ujar pemain bernomor punggung 99.

Kini, setelah musim kompetisi berakhir, ketiganya pun telah kembali ke Negeri Tulip, Belanda. Meski memiliki pengalaman yang beragam dan berbeda, namun ketiganya serempak mengucapkan satu kata yang sama. “Thank you Yogya,” ujar mereka kompak.

Sumber : Lihat Disini

Hanafing Sarankan Manajemen Tambah Gelandang dan Penyerang

YOGYA - Musim kompetisi 2012/ 2013 memang masih jauh. Namun pelatih PSIM, Hanafing, mengatakan tak ada salahnya jika manajemen tim mulai memikirkan pembentukan tim sejak jauh-jauh hari.

Menurutnya, guna keperluan pembentukan tim berencana ingin melakukan sejumlah perbaikan. Terutama untuk kualitas lini depan dan lini tengah.

Hal itu karena selama ini PSIM hanya memiliki seorang striker yang berkualitas, yaitu Emile Linkers. Sementara pemain pelapis lainnya seperti Johan Arga, M.Rifky, Lakman Selan dan Wisnu Raharjo masih membutuhkan banyak perbaikan dan pengalaman.

"Kualitas pemain inti dengan pelapis selama ini kan terbilang belum terlalu sepadan, jadi tak ada salahnya mulai berpikir untuk mendatangkan pemain yang memang berkualitas," terangnya saat dihubungi, Jumat (27/7/2012).

Sementara di sektor gelandang, ia membutuhkan sosok gelandang bertahan yang diproyeksikan melapis Kristian Adelmund. Ia menilai, selama ini dirinya selalu kerepotan saat Adelmund tak bisa dimainkan lantaran belum ada sosok yang sepadan dengan gelandang jangkung tersebut.

”Selama ini, kalau Kristian (Adelmund) cedera, kami sama sekali tak memiliki pelapis,” ucapnya.

Namun pendapat berbeda diutarakan Direktur Teknik PSIM, Dwi Irianto. Ia menilai materi pemain yang dimiliki PSIM sebenarnya telah sangat maksimal dan potensial.

Kegagalan memenuhi misi menembus Indonesia Super League (ISL) dinilai bukan karena masalah kualitas pemain. Tetapi alasan konflik internal yang carut-marut saat kompetisi bergulir musim lalu.

”Tapi nyatanya kan kami masih bisa sampai di pertandingan terakhir, artinya sebenarnya kami masih mampu berbuat lebih,” tandasnya.

Ia pun berharap, program latihan untuk pembentukan tim musim depan juga lebih diperbaiki. Hal itu dinilai lebih realistis mengingat kondisi finansial tim yang tak berlebih.

”Sekarang hanya persoalan program latihannya saja, materi tim saya kira tak terlalu ada masalah," papar pria yang akrab disapa Mbah Putih.

Sumber : Lihat Disini

Kamis, 26 Juli 2012

Kapten PSIM: Yang Penting Bayar Gaji Kami

JOGJA—Pernyataan manajemen PSIM yang mengaku tak gentar menghadapi tuntutan pemain terkait  rencana rasionalisasi gaji dengan alasan status PT PSIM yang tak jelas, sangat disayangkan sejumlah pemain PSIM.

Pasalnya, sesuai dengan kesepakatan yang pernah dibahas pihak manajemen, pemain dan Ketua Umum PSIM Haryadi Suyuti saat pembagian bonus 30 Mei lalu, hanya bonus saja yang akan dirasionalisasi.

”Saat itu tidak ada kesepakatan tentang rasionalisasi gaji,” tegas Nova Zaenal, kapten PSIM saat dihubungi, Rabu (25/7).

Tak hanya itu, ia juga menyayangkan manajemen yang menggunakan alasan ketidakjelasan legalitas PT PSIM untuk menyangkal tuntutan pemain tersebut.

Menurutnya, ketika kesepakatan yang diambil pihaknya dengan manajemen dan Haryadi Suyuti selaku Ketua Umum, disepakati bagaimanapun keadaan PSIM, manajemen tetap akan bertanggung jawab terhadap tunggakan sisa gaji pemain.

”Kami tidak peduli dengan status PSIM atau apapun. Buat kami yang terpenting, tolong bayar gaji kami sesuai kesepakatan,” ujarnya.

Menurutnya, tak ada alasan bagi manajemen untuk mengatasnamakan ketidakjelasan status legalitas PT tersebut. Pasalnya, jika memang status PT tersebut tak jelas, seharusnya, PSIM tidak bisa mengikuti kompetisi yang memang menyaratkan sebuah klub memiliki badan hukum.

Untuk itu, ia dan pemain lainnya menggagas untuk melakukan pertemuan secepatnya dengan pihak manajemen. ”Tujuannya hanya satu, menagih janji yang telah disepakati sebelumnya. Itu saja,” tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Teknis PSIM, Dwi Irianto memang mengatakan tuntutan pemain tersebut hanya menjadi sebuah keniscayaan belaka. Pasalnya, hingga kini, legalitas PT PSIM sendiri belum jelas.

Masing-masing manajemen pada kenyataannya tidak memegang bukti legalitas tersebut. ”Jadi mengacunya dari mana,” ucapnya.

Begitu pula dengan Ajiek Tarmidzi, Media Officer PSIM yang hanya bisa menjelaskan, legalisasi PT tersebut memang terkesan sangat terburu-buru. ”Karena kami mengejar deadline pengajuan syarat peserta kompetisi,” ujarnya.

Selain itu, ia pun mengaku hingga kini dirinya pun belum menerima salinan surat apapun terkait dengan status PT PSIM tersebut. ”Saya sendiri, sampai sekarang pun belum terima apapun terkait surat legalisasi itu,” ujarnya.

Sumber : Lihat Disini

Tanggungan PSIM Capai Rp600 Juta Lebih

JOGJA—Dari hasil rapat antara manajemen dengan Ketua Umum PSIM beberapa hari lalu, diputuskan pemberlakukan cash off (pembayaran mundur) atas utang PSIM yang tidak masuk prioritas manajemen.

Beberapa tunggakan yang masuk dalam cash off tersebut antara lain sisa gaji pemain, perangkat tim, dan ofisial yang berkisar antara 2-4 bulan, tunggakan sewa stadion Mandala Krida sebesar lebih dari Rp50 juta dan pembayaran catering wisma pemain. ”Total semua senilai Rp600 juta lebih,” tegas Direktur Pemasaran PSIM Iriantoko Cahyo Dumadi Senin (23/7).

Sesuai dengan kontrak pemain, pihak PSIM memiliki kewajiban membayar gaji kepada para pemainnya sepanjang waktu kontrak, dalam hal ini hingga Oktober 2012. ”Jadi jika dihitung semuanya, total tunggakan gaji pemain adalah selama tujuh bulan,” tuturnya.

Penentuan cash off tersebut didasarkan kepada mendesak tidaknya kebutuhan pelunasan hutang tersebut. Menurutnya, di luar cash off tersebut, pihaknya masih memiliki tunggakan lain yang dinilainya cukup mendesak untuk segera diselesaikan.  ”Contohnya saja bonus pemain, yang sudah kami selesaikan dulu,” ujarnya.

Sementara saat ditanya mengenai penyelesaian dari utang cash off tersebut, ia mengaku masih membahasnya dengan para pengurus PSIM yang lain. ”Kami masih terus berusaha membahasnya dan memperjuangkannya,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PSIM Haryadi Suyuti, pernah menjanjikan, sebelum digelar kompetisi 2012/2013, pihaknya akan menyelesaikan tunggakan Stadion Mandala Krida yang mencapai lebih dari Rp50 juta.

”Untuk itu, kami sudah bertemu dengan pihak Balai Pemuda dan Olahraga [BPO] DIY untuk membahas penyelesaian tunggakan itu,” paparnya.

Sumber : Lihat Disini

Nasib Hanafing di PSIM Buram

JOGJA–Masa depan pelatih PSIM Hanafing di PSIM semakin tidak jelas. Pasalnya, M.Zein selaku direktur PT Nirwana Persada Indonesia (NPI) sekaligus orang yang membawa Hanafing ke Jogja kini lepas tangan terhadap nasib Hanafing di PSIM.

Ketika dihubungi melalui telepon Minggu (22/7), Hanafing mengakui hingga saat ini dirinya memang kesulitan berkomunikasi dengan M.Zein.

Padahal, ia menceritakan ketika dirinya dibawa oleh M Zein untuk melatih di PSIM, ia dijanjikan akan dijamin sepenuhnya oleh direktur PT NPI tersebut. ”Tapi ketika gaji saya dan pemain mulai seret, saya sudah susah menghubunginya,” keluh Hanafing.

Bahkan, hingga kompetisi berakhir, dirinya mengaku belum juga mendapatkan jawaban pasti dari M Zein. Terlebih, hingga kini, dirinya juga belum menerima gaji selama empat bulan. ”Untungnya, saya punya pekerjaan lain sebagai instruktur pelatih. Kalau tidak, keluarga saya makan apa,” ketusnya.

Memang, sesuai dengan kesepakatan awal antara dirinya dan M Zein, masa kepelatihannya di PSIM hanya berlaku satu musim kompetisi saja, selanjutnya akan dilakukan pembicaraan ulang. ”Jadi secara normatif, hak saya berada di PSIM adalah sampai setidaknya November tahun ini,” ujarnya.

Oleh sebab itu, selama ia belum berkomunikasi apapun dengan M Zein, ia menganggap dirinya masih berstatus sebagai pelatih PSIM. Itulah kenapa, pasca libur Ramadan selama sebulan, ia tetap berencana untuk menyusun program persiapan PSIM menghadapi musim kompetisi 2012/2013. ”Karena konsep kompetisinya nanti seperti apa juga kita belum tahu kan, menunggu hasil KLB pada 24 September mendatang,” paparnya.

Terpisah, M.Zein sendiri, saat dihubungi justru membantah bahwa nasib Hanafing adalah tanggung jawabnya.

Pasalnya, dengan tegas, ia mengatakan kewajiban dari pihaknya saat ini hanyalah yang menyangkut tentang nasib ketiga pemain asing di PSIM saja. ”Selebihnya adalah kewajiban dari manajemen dong,” ujarnya.

Alasannya, ia menganggap kerja sama pihaknya dengan PSIM selama ini, selain tak ada legal-formal yang berupa akta notaris, juga sebatas bentuk dukungan atas dasar kecintaan dan kepedulian pihaknya kepada PSIM saja. ”Terus kalau kami sifatnya membantu, kok bisa-bisanya malah dimintai tanggung jawab,” ucapnya.

Oleh sebab itu, ia pun mengharapkan kepada manajemen agar segera memberikan kepastian masa depan, baik kepada perangkat tim, ofisial, terlebih lagi pemain. ”Agar semuanya tidak saling menggantung,” pungkasnya.

Sumber : Lihat Disini

Trio Belanda PSIM Ancam Lapor FIFA

JOGJA—Kesabaran tiga pemain asing PSIM asal Belanda, Emile Linkers, Lorenzo Rimkus, dan Kristian Adelmun sepertinya sudah di ujung tanduk. Mereka bertiga mengancam akan melaporkan PSIM ke FIFA jika tunggakan gaji mereka tak segera dibayar. 

Emile Linkers, striker PSIM asal Belanda menegaskan, baik dirinya, Lorenzo Rimkus maupun Kristian Adelmund sama-sama sudah lelah menunggu. Mereka bertiga kemudian mantap untuk mengadukan kasus ini ke markas FIFA di Zurich.

”Intinya kami sudah lelah menunggu. Kami sudah lelah dengan ini semua dan jika hingga 5 Agustus gaji kami tak juga dibayar, maka kami terpaksa mengadu ke FIFA,” tukas Linkers.

Ia mengaku sempat ragu untuk mengadu ke FIFA. Pasalnya ia masih berupaya menjaga hubungan baik dengan PSIM. Pemain bernomor punggung 99 itu, sebelumnya mengaku masih menaruh harapan untuk  kembali merumput di Jogja.

”Tapi mau bagaimana lagi masalah kami di Belanda sudah sangat banyak. Baik saya, Lorenzo maupun Kristian sama-sama memiliki tunggakan cicilan rumah sebesar ribuan Euro. Jika terus-terusan seperti ini bunganya akan terus membengkak dan kami bisa jatuh miskin,” ungkapnya.

Terkait ancaman mengadu ke FIFA, Media Officer PSIM Ajiek Tarmidzi mengaku, justru hal inilah yang ditakutkan PSIM. Namun kata Ajiek bisa jadi jalan tersebut merupakan blunder untuk tiga pemain asing ini. Hal itu karena PSIM tidak ikut kompetisi resmi dibawah PSSI. ”Visa mereka juga bukan visa kerja, melainkan visa wisata,” ujarnya.

Selain itu ia menilai jika tiga pemain asing ini mengadu ke FIFA tentu akan menimbulkan efek domino. Ya, bisa jadi langkah Linkers, Adelmund dan Rimkus ini akan diikuti pemain asing klub lain. Dengan demikian imbasnya akan menjalar ke seluruh klub yang hingga kini masih menunggak gaji pemain.

”Itulah, kalau mereka mengadu efeknya bisa kemana-mana. Pemain asing klub lain yang gajinya masih tertunggak pasti juga ikut-ikutan. Intinya hal ini memang akan menimbulkan efek domino dan mungkin PSSI juga yang bisa kena,” imbuhnya.

Sumber : Lihat Disini

Ajiek Tawarkan Tempat untuk Suporter PSIM

YOGYA - Kelompok pendukung PSIM, Brajamusti, The Maident dan Paguyuban Pendukung Laskar Mataram (PPLM) ditawari tempat oleh pengusaha muda, Ajiek Tarmidzi, untuk menyalurkan kreatifitasnya.

Ajiek, menawarkan tempat di halaman depan kantornya yang terletak di Jalan Kantil nomor 8, Baciro, Yogyakarta, untuk mencairkan suasana bagi sesama kelompok pendukung PSIM yang selama ini sering bergesekan.

"Kami ingin, semuanya bisa berkumpul dan saling berdiskusi duduk bersama membahas kondisi PSIM terkini," kata Ajiek, kepada wartawan, Selasa (24/7/2012).

Jika mereka bisa berkumpul bersama, diharapkan suasana yang selama ini panas bisa mencair.

"Saya belum tidak akan menyatukan mereka, biar mengalir saja dan waktu yang akan menjawab apakah kelompok suporter tersebut tetap berdiri dengan benderanya masing-masing atau melebur menjadi satu," beber Ajiek.

Menurut Ajiek, selain berkumpul bersama akan ada banyak hal lain yang bisa dilakukan oleh suporter di tempatnya.

Sumber : Lihat Disini

Sabtu, 21 Juli 2012

PT NPI Kapok Kerja Sama dengan PSIM

JAKARTA–Direktur Utama PT. NPI M.Zein menyatakan pihaknya tidak akan bekerja sama dengan PSIM pada musim kompetisi mendatang. Ia menilai manajemen PSIM sudah tak memiliki komitmen seperti di awal kompetisi lalu.

Menurut dia, di awal kompetisi, manajemen PSIM masih kerap menjalin komunikasi dengan NPI. Namun, setelah pihaknya mengucurkan dana miliaran rupiah kepada PSIM, Zein mengakui tak sekalipun Direktur Utama PSIM, Yoyok Setyawan menghubungi dirinya atau direksi NPI lain.

”Karena sejak awal, hanya Dirut PSIM saja yang berkomunikasi dengan kami,” ucapnya saat dihubungi wartawan, Jumat (20/7).

Ia juga mengaku selama ini NPI tak pernah menerima laporan neraca keuangan dari PSIM. Padahal, layaknya sebuah perusahaan, pihaknya sangat membutuhkan laporan keuangan tersebut.

”Hanya lembaran laporan saja kok. Apa susahnya sih,” ujar dia.

Direktur Utama PSIM, Yoyok Setyawan, hingga berita ini diturunkan belum bisa dihubungi.

Sumber : Lihat Disini

Hubungan NPI dengan PSIM Memanas

JOGJA–PT Nirwana Persada Indonesia (NPI), pihak yang selama ini menyokong pendanaan PSIM, mengancam tidak akan bekerja sama lagi musim depan.

Kondisi itu tentunya tidak menguntungkan bagi Laskar Mataram, setelah klub yang berlaga tidak diperkenankan lagi menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).

Komisaris Utama PT.NPI Subardi mengatakan, seperti halnya sebuah perusahaan, pihaknya mengharapkan dana yang mencapai Rp3 miliar yang diberikannya kepada PSIM bisa menjadi sebuah investasi. “Tapi sayangnya, manajemen gagal mengembangkan uang yang kami berikan itu,” ucapnya, Kamis (19/7).

Menurutnya, salah satu motivasi PT.NPI bersedia berada di belakang PSIM adalah berharap PSIM bisa menjadi ladang industri. Namun ternyata hingga berakhirnya kompetisi, harapan itu sepertinya mustahil.

Selain itu, ia juga menilai ketika PSIM memasuki pertengahan kompetisi, komunikasi dari manajemen pada pihaknya pun seperti terputus. “Inilah yang kemudian membuat kami menilai seperti tak ada komitmen dari manajemen,” ungkapnya.

Padahal, tambahnya, jika manajemen menjalin komunikasi dengan pihaknya, persoalan dukungan terhadap PSIM di musim kompetisi mendatang, bisa dipertimbangkan. ”Tapi kalau sudah seperti ini, terus bagaimana,” keluhnya.

Sementara untuk tunggakan gaji 3,5 bulan kepada pemain PSIM, dirinya hanya berkomentar bahwa tak ada satupun bukti kesepakatan bahwa hal itu adalah tanggung jawab PT NPI. ”Karena keberadaan kami sifatnya memang hanya membantu. Masa orang membantu kok dituntut,” cetusnya.

Sebenarnya, sesuai kesepakatan awal, PT NPI hanya mendampingi PSIM selama musim kompetisi 2011/2012 saja, sedangkan untuk musim kompetisi selanjutnya belum ada pembicaraan lanjutan. Akan tetapi, melihat kedekatan personal, PT NPI sebenarnya akan mempertimbangkan kembali untuk mendampingi PSIM di musim kompetisi mendatang. “Tapi kalau seperti ini, kami berat untuk melanjutkan kembali,” tambah Subardi.

Terpisah, Direktur Teknis PSIM Dwi Irianto yang dikonfirmasi justru mempertanyakan pernyataan dari Subardi tersebut. Ia mempertanyakan siapakah yang dimaksud oleh Subardi sebagai manajemen. ”Siapa dulu yang dimaksud dengan manajemen di sini,” ucapnya.

Pasalnya, ia mengaku terkait dengan kesepakatan dengan PT.NPI, dari pihak manajemen yang selama ini berkomunikasi dengan PT.NPI hanyalah Direktur Utama PSIM Yoyok Setyawan saja. ”Jadi kalau urusan kesepakatan dan komunikasi, jangan sangkut pautkan manajemen. Kami dari manajemen tidak pernah berkomunikasi dengan PT.NPI,” ucapnya.

Sumber : Lihat Disini

Manajemen PSIM Tunggu Laporan Keuangan

YOGYA - PSIM masih memiliki tanggungan untuk melunasi gaji para pemain yang sempat tertunda selama empat bulan. Namun manajemen tim hingga saat ini belum bisa merealisasikan hal tersebut.

Direktur teknik PSIM, Dwi Irianto menuturkan, pihaknya saat ini masih menunggu laporan keuangan terkait jumlah yang harus dibayarkan. Menurutnya, manajemen akan mengusahakan untuk pelunasan tanggungan tersebut.

"Kami tunggu laporan keuangan selesai, jadi bisa tahu berapa banyak yang harus dibayarkan," katanya, Jumat (20/7/2012).

Diberitakan sebelumny,  pemain PSIM usai berlaga satu musim penuh, kompetisi Divisi Utama dan sampai finis di babak play off memperebutkan satu tempat di Liga Super Indonesia (LSI) mempertanyakan kepastian hak mereka diberikan.

Sebab setelah kompetisi Divisi Utama 2011/2013 berakhir, Nova Zaenal cs belum mendapatkan kepastian kapan sisa bayaran selama 3,5 bulan diberikan oleh manajemen.

Punggawa Mataram, mengaku dijanjikan Direktur Utama PT PSIM, Yoyok Setiawan, usai berlaga menghadapi Gresik United pada partai play off, bahwa setiba di Yogya akan dipertemukan dengan ketua umum (Haryadi Suyuti) untuk membicarakan masalah gaji para pemain.

Tapi janji tinggal janji, Yoyok Setiawan tidak melanjutkan perjalanan ke Yogya bersama skuad asuhan Hanafing sepulang dari Palembang dan dari informasi yang didapat Tribun Jogja, pria bertubuh tambun, itu, masih berada di Jakarta.

Pertemuan dengan wali Kota Yogyakarta, itu, batal dan pemain belum mendapatkan kepastian kapan kepastian hak mereka dapat diberikan oleh manajemen.

Kapten tim, Nova Zaenal, mengaku dijanjikan ada kabar pemberian gajinya dan rekan-rekannya kalau tidak Rabu (18/7) malam atau Kamis (19/7) dari Direktur Teknik PSIM, Dwi Irianto.

Sumber : Lihat Disini

Gaji Tertunda, Kepulangan Trio Belanda PSIM Ikut Terpengaruh

YOGYA - Trio Belanda PSIM terpaksa menunda kepulangan mereka ke negeri Kincir Angin. Sedianya Emile Linkers dan kedua rekannya direncanakan pulang ke Belanda pada Jumat (20/7/2012) hari ini.

Namun, rencana tersebut akhirnya mundur lantaran tiket mereka baru dipesan oleh manajemen PSIM, Jumat siang. Alhasil, mereka pun baru bisa mudik ke Belanda pada Sabtu (21/7/2012) besok.

"Memang akhirnya kami mundur satu hari pulang ke Belanda, besok Sabtu kami akan pulang," kata Linkers.

Sumber : Lihat Disini

Gaji Tertunda, Pemain PSIM Tertahan Pulang Kampung

YOGYA - Meski musim kompetisi 2011/2012 telah berakhir, sebagian besar pemain PSIM tampak bertahan di mess pemain, Jumat (20/7/2012). Mereka umumnya masih menunggu kepastian pelunasan gaji selama empat bulan.

Para punggawa Laskar Mataram yang mayoritas berasal dari luar Yogya memilih menunda kepulangan mereka ke kampung halaman. Tampak sejumlah pemain, Nova Zaenal, Lakman Selan, Joni Sukirta dan Reinhard Rumaikewi yang semuanya berasal dari luar dari daerah.

"Sebenarnya ingin pulang, tapi mau bagaimana lagi, enggak ada duit untuk beli tiket," tutur Lakman.

Sumber : Lihat Disini

Skuad PSIM Tunggu Kepastian Sisa Pembayaran Gaji

YOGYA -  Para pemain PSIM usai berlaga satu musim penuh, kompetisi Divisi Utama dan sampai finis di babak play off memperebutkan satu tempat di Liga Super Indonesia (LSI) mempertanyakan kepastian hak mereka diberikan.

Setelah kompetisi Divisi Utama 2011/2013 berakhir, Nova Zaenal cs belum mendapatkan kepastian kapan sisa bayaran selama 3,5 bulan diberikan oleh manajemen.

Punggawa Mataram, mengaku dijanjikan Direktur Utama PT PSIM, Yoyok Setiawan, usai berlaga menghadapi Gresik United pada partai play off, bahwa setiba di Yogya akan dipertemukan dengan ketua umum (Haryadi Suyuti) untuk membicarakan masalah gaji para pemain.

Tapi janji tinggal janji, Yoyok Setiawan tidak melanjutkan perjalanan ke Yogya bersama skuad asuhan Hanafing sepulang dari Palembang, pria bertubuh tambun, itu, masih berada di Jakarta.

Pertemuan dengan wali Kota Yogyakarta, itu, batal dan pemain belum mendapatkan kepastian kapan kepastian hak mereka dapat diberikan oleh manajemen.

Kapten tim, Nova Zaenal, mengaku dijanjikan ada kabar pemberian gajinya dan rekan-rekannya kalau tidak Rabu (18/7) malam atau Kamis (19/7) dari Direktur Teknik PSIM, Dwi Irianto.

"Kabar terbaru, manajemen akan memberikan kepastian malam ini (Kamis) atau besok (Jumat). Saya berharap segera ada kepastian, agar kami tenang," tambahnya, Kamis (19/7/2012). 

Sumber : Lihat Disini

Kamis, 19 Juli 2012

Lini Belakang PSIM Tak Maksimal

JOGJA–Kualitas lini belakang menjadi perhatian utama Pelatih PSIM, Hanafing. Dari 25 pertandingan yang dijalani PSIM sejak putaran pertama babak penyisihan hingga perebutan juara III lalu, gawang mereka jebol 24 kali.

Sedangkan jumlah gol yang berhasil dicetak PSIM adalah 31 gol. ”Jelas ini nantinya akan menjadi evaluasi tersendiri bagi kami,” ungkap Hanafing , Rabu (18/7).

Menurut Hanafing, hal ini jelas bukan disebabkan oleh kualitas individu pemain belakang. Pasalnya, dari segi kualitas individu, tak ada yang meragukan duet bek senior Abda Ali dengan Eko Pujiyanto. Sedangkan di sektor bek sayap, Topas Pamungkas di sisi kiri dan Dulsan Lestaluhu di sisi kanan, menurut dia, cukup baik.

”Evaluasi kami ke depan adalah pada perbaikan mental pemain di 90 menit pertandingan,” ujar Hanafing.

Terpisah, Direktur Teknis PSIM Dwi Irianto menilai, secara keseluruhan, grafik penampilan PSIM cenderung menurun.

”Bagus di awal kompetisi, namun semakin mendekati akhir kompetisi grafiknya semakin menurun,” ujar dia.

Sumber : Lihat Disini

Tunggakan Numpuk, Mau Dibawa ke Mana PSIM Musim Depan?

PALEMBANG–Mimpi PSIM untuk berlaga di kasta tertinggi liga negeri ini musnah sudah. Di laga play off yang menjadi satu-satunya jalan bagi PSIM untuk lolos ke Indonesia Super League (ISL) musim depan tak mampu dimaksimalkan Nova Zaenal dkk.

Turun tanpa satu pun pemain asing, PSIM dihancurkan oleh Gresik United dengan skor 1-3 dalam pertandingan di Stadion Jaka Baring, Palembang, Selasa (17/7).

Dengan hasil tersebut, praktis di musim kompetisi mendatang, PSIM tetap tertahan di Divisi Utama, sedangkan Gresik United bertahan di ISL.

Tak hanya itu, beban PSIM kini pun semakin berat. Pasalnya, selain bonus yang dijanjikan Walikota Jogja Haryadi Suyuti senilai total Rp100 juta urung dicairkan, manajemen pun harus kembali ke Jogja dengan setumpuk tunggakan.

Selain tunggakan gaji pemain dan perangkat tim selama lebih dari tiga bulan, manajemen PSIM juga masih harus memikirkan bagaimana melunasi tunggakan Stadion Mandala Krida yang menunggak lebih dari Rp40 juta yang terhitung sejak Desember 2011.

Sebelumnya, Direktur Teknis PSIM Dwi Irianto pernah mengatakan, jika PSIM kalah dalam laga play off, pihaknya tak mampu membayangkan betapa terpuruknya PSIM di musim kompetisi mendatang.

”Semua pihak sudah berkorban banyak. Saya tahu mereka kecewa. Kalau sampai PSIM gagal lolos ke ISL, saya tidak bisa membayangkan ke depannya seperti apa, mau dibawa ke mana klub ini,” ujarnya.

Sumber : Lihat Disini

Nova Zaenal Belum Dinaungi Dewi Fortuna

JOGJA - Kesempatan terakhir meraih impian bisa berlaga di kompetisi paling bergengsi, di tanah air benar-benar dimaksimalkan oleh Nova Zaenal cs meski tanpa bantuan satupun pemain asing yang membela tim pujaan Brajamusti dan The Maident.

Skuad PSIM, dari menit awal terus berusaha untuk membobol gawang Gresik United yang dijaga oleh Heri Prasetyo tapi terus gagal karena memang kalah kualitas dibandingkan lawannya pemeringkat ke-15 Liga Super Indonesia yang memasang empat pemain impornya sekaligus demi mempertahankan tempat di kompetisi level teratas, tersebut.

Dalam kondisi tertinggal, Laskar Mataram tidak lalu menyerah dan berdiam diri menunggu sang lawan yang labih kuat kembali mengobrak-abrik pertahanan serta kembali melesakkan gol ke gawang Agung Prasetya.

Usaha Topas Pamungkas, yang masih dapat digagalkan oleh penjaga gawang Gresik United, Heri Prasetyo, pada menit ke-30 kemudian disusul tendangan Johan Arga yang masih melambung ke atas mistar gawang dan sepakan M Rifky, juga masih membentur mistar gawang tim asuhan Joko Susilo.

Pada paroh kedua, anak-anak Mataram terus berusaha memperkecil ketertinggalan melalui percobaan Topas Pamungkas yang melakukan tendangan jarak jauh tapi masih dapat diblok oleh penjaga gawang Gresik United dan kemudian sundulan M Rifky masih dapat diselamatkan oleh Anang Ma’ruf, yang berdiri tepat di bawah mistar gawang.

Striker PSIM, M Rifky, yang jarang sekali diturunkan oleh Pelatih Hanafing sempat mencetak gol tapi kemudian dianulir wasit karena sudah terperangkap off side sebelum menyarangkan bola ke dalam gawang Heri Prasetyo.

Sampai menit terakhir, meski masih tertinggal dua gol mantan striker Sriwijaya FC, itu, masih melakukan perlawanan dengan aksi-aksinya di depan gawang lawan meski tetap gagal walau hanya tinggal berhadap-hadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang Joko Samudra.

Beberapa kali percobaan, yang dilakukan anak-anak asuhan Hanfing masih gagal karena keberuntungan belum hinggap ke klub yang berkandang di Stadion Mandala Krida dan masih kalah kelas dengan lawannya.

Kapten tim, Nova Zaenal, menyatakan timnya banyak mendapatkan peluang sepanjang pertandingan misalnya ada setidaknya empat peluang M Rifky yang seharusnya 99 persen menjadi gol dan satu gol dianulir oleh wasit.

Peluang lainnya, didapat dari Topas Pamungkas melalui tendangan jarak jauhnya tapi juga belum masuk ke gawang Heri Prasetya.

Dewi fortuna, yang belum berpihak kepada tim membuat peluang-peluang yang seharusnya menjadi gol menjadi terbuang percuma dan hanya satu yang benar-benar melalui Lakman Selan.

“Gol-gol yang mereka ciptakan melalui serangan balik, ketika kami terlalu asyik menyerang meski hanya dengan tiga kesempatan tapi dapat dimanfaatkan dengan maksimal,” ujar Nova, Rabu (18/7/2012).

Menurutnya, walau Gresik United memakai empat pemain asing sekaligus kualitasnya sama dengan PSIM yang bermain tanpa pemain asing, hanya Gaston Castano dan Gustavo Chena yang sangat berbahaya karena semua bola menuju kedua pemain asing, tersebut.

Pemain depan, Reinhard Rumakewi, yang ditarik pada babak pertama mengaku pahanya bengkak karena dilanggar keras oleh pemain lawan tetapi tidak diberi peringatan oleh wasit yang memimpin laga. “Parah, di sana tapi mau bagaimana lagi dari hasil pertandingan," ujarnya.

Sumber : Lihat Disini

Selasa, 17 Juli 2012

Suporter PSIM Minta Hanafing Diganti

JOGJA–Karut marut kondisi internal PSIM membuat suporter mereka angkat bicara. Salah satu tuntutan suporter adalah pergantian pelatih PSIM.

Meski mengaku tetap setia mendukung PSIM, para suporter tak dapat menutupi kekecewaannya lantaran tim kesayangannya harus terpuruk di beberapa laga krusial Divisi Utama.

“Padahal tim sebesar PSIM, seharusnya bisa berbuat lebih dari itu,” ungkap Eko Satryo Pringgodani, Presiden DPP Brajamusti, Selasa (17/7).

Eko mengakui, pada musim kompetisi tahun depan, Brajamusti tidak mempersoalkan di mana PSIM akan berlaga.

”Kami tidak mempersoalkan, PSIM akan tetap berlaga di Divisi Utama ataupun di kasta yang lebih tinggi,” tegasnya.

Pihaknya hanya berharap di musim kompetisi mendatang, manajemen PSIM memasang target lebih jelas dan realistis. Ia juga berharap adanya perencanaan matang dari manajemen.

Kelompok suporter PSIM lainnya, yakni The Maident juga menuntut manajemen agar mempersiapkan diri menghadapi kompetisi mendatang termasuk soal pendanaan.

PJS The Maident, Heri Santosa menegaskan, pihaknya juga tak ingin Hanafing kembali menjabat sebagai pelatih PSIM. Hanafing dinilai tak mampu menangani pemain dan sering meninggalkan tim demi kepentingan pribadi.

Sumber : Lihat Disini

PSIM Gagal Tembus Liga Super Indonesia

PALEMBANG -  Impian pecinta bola Kota Yogya, untuk menyaksikan tim kesayangannya berlaga di kompetisi paling teratas dan bergengsi, di Indonesia, harus dikubur setidaknya untuk satu musim ke depan.

Skuad PSIM, yang menjalani laga play off untuk berebut tempat dengan peringkat ke-15 Liga Super Indonesia (LSI), Gresik United, pulang dengan kepala tertunduk setelah gagal menembus kasta tertinggi sepakbola tanah air.

Mereka, dikalahkan oleh tim berjuluk Laskar Joko Samudra, dengan skor telak 1-3, di Stadion Jakabaring, Palembang, Sumsel.

Laskar Mataram yang dikomandani oleh Nova Zaenal, bukan tanpa perlawanan menghadapi tim yang berada satu level diatas PSIM Yogya.

Sejak wak Klub kebanggaan publik Yogya, PSIM, tertinggal dari lawannya Gresik United.  Tendangan bebas, pemain asing Gresik United, Gustavo Chena, pada menit ke-56, mengoyak gawang Agung Prasetyo.

Langkah PSIM, untuk mendapatkan satu tempat di Liga Super Indonesia (LSI) semakin susah dengan kondisi tertinggal dua gol.

Laskar Mataram, harus melakoni pertandingan play off menghadapi Gresik United, di Stadion Jakabaring, Palembang, Sumsel, jika ingin promosi ke kompetisi level tertinggi sepakbola tanah air.

Skuad PSIM semakin terpuruk setelah pemain asing Gresik United asal Argentina, Gustavo Chena, kembali membobol gawang Agung Prasetya, pada menit ke- 75.

Hasil kerja sama antara Gustavo Chena dengan Gaston Castano, dapat membobol gawang PSIM untuk ketiga kalinya.

Meski Striker PSIM, Lakman Selan, memperkecil ketertinggalan timnya dengan memasukkan gol pada menit ke 80.

Namun kedudukan saat ini, antara PSIM Yogya dan Gresik United berubah menjadi 1-3, pada pertandingan play off memperebutkan satu tempat di Liga Super Indonesia (LSI).

Sumber : Lihat Disini

Minggu, 15 Juli 2012

Hanafing Optimis PSIM Menang Play Off

YOGYA - Pelatih PSIM, Hanafing, optimis bisa memenangkan laga play off menghadapi Gresik United untuk memperebutkan satu tempat di Liga Super Indonesia (LSI). Jika hanya akan dipecundangi, ia tidak akan merekomendasikan memberangkatkan tim ke Stadion Jakabaring, Palembang, Sumsel.

Hanafing, ingin anak-anak asuhannya berjuang sampai titik penghabisan demi mendapat satu tempat di LSI setelah mendepak klub asal Gresik, Jatim. Motivasi bertanding Laskar Mataram, itulah, yang dibutuhkan untuk memenangkan pertandingan karena kalah segalanya dari lawan yang akan dihadapinya.

"Kami siapkan taktik, seperti saat kompetisi dengan bola-bola pendek cepat merapat. Pola andalan, itu, kembali diasah agar semakin tajam," ujar Hanafing, usai ujicoba dengan tim lokal Pengcab Kota Yogya, TNH, dengan hasil akhir 1-4 untuk PSIM, di Stadion Mandala Krida, Sabtu (14/7/2012).

Sumber : Lihat Disini

Hanafing Siap Tanpa Pemain Asing

YOGYA - Jelang laga play off untuk memperebutkan satu tiket promosi ke Indonesia Super League (ISL), tim pelatih PSIM belum memutuskan 18 pemain yang akan dibawa ke Palembang, Senin (16/7/2012) mendatang. Meski demikian, ada indikasi mereka tak akan menyertakan tiga pemain asing asal Belanda yang selama ini menjadi pilar Laskar Mataram.

Arsitek PSIM, Hanafing, menuturkan hal itu telah dipertimbangkan setelah melihat kondisi Linkers dan dua rekannya. Menurutnya, ia lebih memilih memainkan semua pemain lokal daripada memaksakan diri untuk memainkan pemain asing yang tidak siap.

"Kalau mereka tidak fit dan konsentrasinya tidak siap, saya tak akan bawa. Kami yakin hal itu bukan masalah," terangnya saat ditemui seusai latihan di Stadion Mandala Krida, Jumat (13/7/2012) petang.

Ia menambahkan, berkaca pada pertandingan terakhir kontra Persepam MU, timnya mampu memainkan permainan yang apik meski tanpa legiun asing. Hanya, faktor non teknis dari wasit yang membuat timnya terpaksa harus menjalani laga play off kontra Gresik United.

"Yang penting adalah semangat dan kesiapan anak-anak, kalau soal teknis, saya kira kami masih mampu mengatasi Gresik United, dengan catatan wasit juga fair," imbuhnya.

Hal senada dituturkan assisten pelatih, Maman Durrachman. Ia mengamini apa yang disampaikan Hanafing dan menyiapkan para pemain lokal yang memang dinilai benar-benar siap secara mental dan teknis.

"Ketiganya seperti bermain setengah-setengah dan sudah tak konsentrasi pada permainan sepak bola. Kalau memang tak siap, tentu tak akan kami paksakan," paparnya.

Sumber : Lihat Disini

Mbah Putih Tantang Kesiapan Pemain

YOGYA - Seluruh pemain dan ofisial PSIM tak langsung kembali ke wisma pemain seusai melakoni latihan di Stadion Mandala Krida, Jumat (13/7/2012) sore. Mereka justru duduk melingkar bersama dan berdialog dengan manajemen tim berjuluk Laskar Mataram.

Jajaran manajemen PSIM memang sengaja menemui pemain seusai latihan jelang laga play off kontra Gresik United, Selasa (17/7/2012) mendatang. Tampak hadir dalam dialog santai tersebut direktur teknik, Dwi Irianto, Direktur Utama PSIM, Yoyok Setyawan dan manajer sarana prasarana, Jarot Sri Kastawa.

Dwi Irianto yang membuka forum santai tersebut langsung melontarkan tantangan pada para punggawa PSIM. Ia menyampaikan hal tersebut sebagai kalimat pembuka. "Masih siap semua untuk hadapi Play off dan melaju ke ISL," tanya Dwi yang langsung spontan dijawab seluruh pemain.

Menurut Dwi, saat ini yang dibutuhkan pemain hanyalah semangat. Meski secara teknis ia juga mengakui bahwa level Gresik United sedikit di atas PSIM.

Namun, ia menilai hal itu bisa dihadapi andaikan seluruh pemain kompak dan penuh semangat. Karena itu, ia sengaja menemui anak asuh Hanafing demi menanyakan kesiapan mereka.

"Kalau melihat jawaban dan kesiapan mereka tadi, saya optimis anak-anak masih bisa melakukan yang terbaik demi naik ke ISL. Saya memang sengaja menantang mereka," tuturnya.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Mbah Putih ini juga berujar dirinya tak ingin konsentrasi pemain terpecah. Ia berharap semua pemain saat ini murni konsentrasi pada play off yang akan dilakoni di Stadion Jakabaring, Palembang.

Ia pun mengatakan sangat berharap para pemain percaya dan yakin pada manajemen terkait persoalan internal. Menurutnya, sebagai anggota manajemen, ia hanya bisa memberikan motivasi dan keyakinan pada Nova Zaenal cs. "Yang penting anak-anak semangat dan kompak, karena ini permainan tim, itu saja. Soal hasil menang atau kalah urusan belakangan," tegasnya.

Sementara dirut PSIM, Yoyok Setiawan, menjanjikan pihaknya telah menyiapkan bonus Rp 100 juta apabila anak-anak Laskar Mataram sukses meraih kemenangan. Selain itu, ia juga memastikan bakal segera menuntaskan semua tunggakan, termasuk gaji, seusai melakoni laga play off. "Semua telah kami persiapkan, dan kami harap kalian fokus dan konsentrasi pada pertandingan," katanya.

PSIM akan bertolak ke Palembang, Senin (16/7/2012) pagi. Menurut rencana, mereka akan berangkat dengan kekuatan 18 pemain. "Kami akan bawa 18 pemain yang memang benar-benar siap untuk jalani play off," tandasnya.

Sumber : Lihat Disini

Skuad PSIM Diiming-imingi Bonus Rp 100 Juta

YOGYA - Direktur Utama PSIM, Yoyok Setiawan, mengatakan pihaknya telah menyiapkan bonus Rp 100 juta apabila anak-anak Laskar Mataram sukses meraih kemenangan saat melawan Gresik United, Selasa (17/7/2012) mendatang.

Selain itu, ia juga memastikan bakal segera menuntaskan semua tunggakan, termasuk gaji, seusai melakoni laga play off tersebut.

"Semua telah kami persiapkan, dan kami harap kalian fokus dan konsentrasi pada pertandingan," katanya saat menemui semua pemain PSIM, Jumat (13/7/2012).

Skuad PSIM dijadwalkan akan bertolak ke Palembang, Senin (16/7/2012) pagi. Menurut rencana, mereka akan berangkat dengan kekuatan 18 pemain.

"Kami akan bawa 18 pemain yang memang benar-benar siap untuk jalani play off," tandasnya.

Sumber : Lihat Disini

Hanafing Siapkan Strategi Tanpa Pemain Asing

YOGYA - Jelang laga play off untuk memperebutkan satu tiket promosi ke Indonesia Super League (ISL), tim pelatih PSIM belum memutuskan 18 pemain yang akan dibawa ke Palembang, Senin (16/7) mendatang.

Meski demikian, ada indikasi mereka tak akan menyertakan tiga pemain asing asal Belanda yang selama ini menjadi pilar Laskar Mataram.

Arsitek PSIM, Hanafing, menuturkan hal itu telah dipertimbangkan setelah melihat kondisi Linkers dan dua rekannya. Menurutnya, ia lebih memilih memainkan semua pemain lokal daripada memaksakan diri untuk memainkan pemain asing yang tidak siap.

"Kalau mereka tidak fit dan konsentrasinya tidak siap, saya tak akan bawa. Kami yakin hal itu bukan masalah," terangnya saat ditemui seusai latihan di Stadion Mandala Krida, Jumat (13/7/2012) petang.

Ia menambahkan, berkaca pada pertandingan terakhir kontra Persepam MU, timnya mampu memainkan permainan yang apik meski tanpa legiun asing. Hanya, faktor non teknis dari wasit yang membuat timnya terpaksa harus menjalani laga play off kontra Gresik United.

"Yang penting adalah semangat dan kesiapan anak-anak, kalau soal teknis, saya kira kami masih mampu mengatasi Gresik United, dengan catatan wasit juga fair," imbuhnya.

Sumber : Lihat Disini

Hanafing Berharap Laga Play Off Disiarkan Langsung

YOGYA – Pelatih PSIM, Hanafing, menganggap laga play off kontra Gresik United, Selasa (17/7/2012) mendatang sebagai parati krusial. Karena itu, ia berharap pertandingan tersebut bisa disiarkan secara live di televisi.

Menurutnya, jika pertandingan tersebut disiarkan secara live, kepemimpinan wasit akan lebih fair. Hal itu lantaran dalam beberapa kali pertandingan semifinal yang dilakoni PSIM, tim kebanggaan Kota Yogya tersebut merasa selalu dicurangi oleh wasit.

“Selama pertandingan berjalan fair, kami tak akan ada masalah, semoga saja disiarkan live di TV,” kata Hanafing, Jumat (13/7/2012).

Pelatih berlisensi A AFC tersebut menuturkan dirinya belum memutuskan 18 oemain yang akan dibawa ke Palembang. Namun ia mengaku siap untuk menghadapi Gresik United demi satu tiket ke ISL.

“Saya yakin kami masih mampu mengatasi Gresik, kekuatan kami tak jauh berbeda,” tambahnya.

Sumber : Lihat Disini

Mbah Putih Optimis PSIM Mampu Ladeni GU

YOGYA – Direktur Teknik PSIM, Dwi Irianto, mengaku optimis anak-anak PSIM mampu meladeni permainan Gresik United (GU), Selasa (17/7/2012) mendatang. Kedua tim akan bentrok guna berebut satu tiket promosi ke Indonesia Super Leagu (ISL), di Stadion Jakabaring, Palembang.

Secara teknis, pria yang akrab disapa Mbah Putih ini mengakui level GU memang sedikit di atas PSIM. Hal itu lantaran GU merupakan tim yang berlaga di ISL serta dengan persiapan dan materi pemain yang bagus.


“Tapi ini kan permainan tim, selama anak-anak kompak dan semangat, saya optimis kami bisa mengatasi mereka,” tuturnya, Jumat (13/7/2012).
Dwi juga berujar yang dibutuhkan Nova Zaenal dkk saat ini hanyalah semangat dan motivasi. Selain itu, dia berharap para pemain dapat berkonsentrasi penuh pada laga tersebut.

“Kuncinya hanya semangat dari anak-anak, karena mereka yang bermain di lapangan, sisanya baru dari sisi strategi pelatih,” tandasnya.

Sumber : Lihat Disini

Skuad PSIM Dijadwalkan Ketemu Wali Kota

YOGYA – Skuad PSIM dijadwalkan akan bertemu Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, yang juga ketua umum PSIM, Sabtu (14/7/2012) besok. Menurut rencana, Nova Zaenal cs akan dijamu makan siang bersama oleh Haryadi.

Selain itu, pertemuan tersebut juga akan membahas tentang persiapan jelang laga play off yang akan dijalani PSIM, Selasa (17/7/2012) mendatang. Haryadi pun dijadwalkan akan memberikan motivasi dan pengarahan pada para pemain PSIM.

“Besok siang memang kami akan bertemu pak Haryadi untuk membahas persiapan ke Palembang, sekaligus makan siang bersama,” terang direktur utama PSIM, Yoyok Setiawan, Jumat (13/7/2012).

Sumber : Lihat Disini

Kapten PSIM Tak Gabung Latihan Tadi Sore

YOGYA – Kapten tim PSIM, Nova Zaenal, tidak tampak saat skuad Parang Biru menggelar latihan, Jumat (13/7/2012). Dikabarkan, Nova masih berada di Garut setelah menjalani libur panjang beberapa waktu lalu.

Menurut manajer sarana dan prasarana PSIM, Nova memang belum kembali ke Yogya. Namun, sang pemain bernomor punggung 7 tersebut telah memberikan kabar pada manajemen terkait keterlambatannya kembali ke Yogya.

“Dia bilang belum mendapat tiket untuk kembali ke Yogya, mungkin besok dia sudah bisa kembali bergabung dan ikut ke Palembang Senin mendatang,” katanya.

Sumber : Lihat Disini