SOLO – Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan empat besar Divisi Utama PT Liga Indonesia melarang suporter PSIM Yogyakarta datang ke Stadion Manahan Solo. Pada laga semifinal PSIM vs Persita, Kamis (5/7) lalu, suporter asal kota Gudeg boleh datang memberikan dukungan. Kebijakan ini diambil untuk menghindari terjadinya bentrok dengan suporter Solo yang selama memang dikenal tak akur.
Pada laga yang akhirnya dimenangkan Persita Tengarang tersebut, memang sempat diwarnai insiden kecil. Di luar lapangan, kelompok suporter yang diduga pendukung PSIM Yogyakarta yang hendak pulang sempat dihadang oleh sekelompok massa yang berujung bentrok. Namun beruntung insiden tersebut tak sampai meluas karena segera diamankan oleh aparat Polresta Solo. "Agar peristiwa serupa tak terjadi lagi, panpel melarang suporter PSIM datang ke Manahan. Kami mohon pengertiannya karena ini demi kebaikan bersama," kata Paulus Haryoto, ketua panpel lokal Persis Solo, Jumat (6/7).
Sebagai bentuk sosialisasi, Paulus mengaku akan segera mengirimkan surat pemberitahuan kepada kelompok suporter PSIM Yogyakarta agar nanti tak kecele datang ke Solo. Garis besar isi surat tersebut adalah permintaan agar PSIM tak mengirimkan suporternya ke Solo karena memang panpel tak menyediakan kuota tiket atupun ruang di stadion. "Surat akan kita kirimkan. Kami harap semua pihak bisa memahami dan menerima keputusan kami ini," katanya.
PSIM Yogyakarta akan melawan Persepam Madura United untuk memperebutkan posisi ketiga pada, Minggu (8/7), mendatang. Sementara partai final akan mempertemukan Barito Putra melawan Persita Tangerang. Panpel juga meningkatkan pengamanan kedua laga tersebut. Jika sebelumnya jumlah aparat kepolisian hanya sekitar 350 personil, akan ditambah menjadi sekitar 500 personil. “Jika ditambah dengan petugas dari panpel, jumlah personil pengaman pertandingan sekitar 700-an orang,” kata Paulus.
Tak adanya dukungan dari suporter fanatiknya jelas sebuah kerugian bagi PSIM Yogyakarta yang berambisi lolos ke liga super. Direktur Utama PSIM, Yoyok Setiawan mengatakan keputusan tersebut adalah sebuah hal yang tak adil. Sebab, hanya kelompok suporternya yang tak boleh menonton sementara suporter lawan boleh mendukung. “Akan lebih baik jika pertandingan digelar tanpa penonton, sehingga tidak terkesan berat sebelah,” katanya.
Sumber : Lihat Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar