JOGJA—PSIM akhirnya pindah grup dalam kompetisi Divisi Utama 2011/2012 yang diselenggarakan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Akan tetapi, yang didapat Laskar Mataram dari perpindahan grup itu bukan keuntungan, melainkan kerugian.
PT LPIS mengubah pembagian grup Divisi Utama karena kekurangan klub yang mendaftar. Pada awal November, PT LPIS membagi Divisi Utama dalam empat grup dengan asumsi 47 peserta. Namun, hanya 33 klub yang mendaftar sehingga Divisi Utama hanya dibagi menjadi tiga grup.
Dalam format empat grup, PSIM berada di Grup III bersama sejumlah tim asal Jawa Timur. Namun, setelah kompetisi dibagi dalam tiga grup, PSIM dipindah ke Grup I. Sialnya, di Grup I PSIM bergabung dengan sejumlah klub asal Sumatra seperti PSLS Lhoksumawe, PSBL Langsa, PS Bengkulu, PSSB Biruen, PSP Padang, Pro Titan FC dan Persih Tembilahan.
Perubahan itu membuat kebutuhan biaya kompetisi membengkak karena PSIM harus melawat hingga ujung Sumatra. PSIM pun mengajukan keberatan atas perubahan itu. Sayang, PT LPIS tetap memasukkan PSIM dalam Grup I dan menolak keinginan kubu Laskar Mataram untuk pindah Grup.
Wakil Ketua Panpel laga PSIM, Y Sukamto mengatakan keputusan PT LPIS sudah final. Meski harus bertandang sebanyak tujuh kali ke Sumatra, PSIM tetap akan menerimanya. Pasalnya, PT LPIS menjanjikan subsidi sebesar Rp500 juta untuk membantu keuangan klub. Keputusan itu juga menandakan PSIM tak akan bergabung dalam kompetisi garapan PT Liga Indonesia (LI).
“Kami sudah tidak bisa berbuat banyak. Pak Djohar [Ketua Umum PSSI] tadi mengatakan jika mereka hanya akan mengurusi klub yang mau ikut kompetisi. Jika tidak klub tersebut akan ditinggal,” ucapnya seusai finalisasi grup dalam workshop PSSI di Hotel Batavia Jakarta, Rabu (23/11).
Beda sikap
Meski Sukamto mengaku tak bisa berbuat banyak dengan tawaran dari PT LPIS, sikap berbeda ditunjukkan Ketua Umum PSIM, Haryadi Suyuti. Secara terpisah dia mengaku belum bisa menentukan keputusan terkait dengan perubahan grup.
Wakil Walikota Jogja itu bakal melakukan rapat dengan manajemen dan stakeholder PSIM Kamis (24/11) sore sebelum mengambil sikap. “Kami akan mempertimbangkan mengenai beberapa hal terkait dengan pernyataan PSSI tentang PT LPIS dan kompetisi. Saya juga bakal meminta laporan dari teman-teman yang berangkat ke Jakarta,” ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan, Direktur Utama PT PSIM, Yoyok Setyawan. Sejauh ini pihaknya masih akan melakukan rapat koordinasi dengan manajemen dan juga Ketua Umum PSIM terkait keputusan PT LPIS tersebut. “Keputusan ikut kompetisi yang mana itu bukan saya yang pegang, namun melalui mekanisme rapat,” terang Yoyok.
Namun secara pribadi Yoyok mengakui keputusan PT LPIS yang menempatkan PSIM berada di Grup I dan harus melakukan pertandingan sampai di Aceh dipastikan membuat anggaran Laskar Mataram membengkak. Kondisi ini akan mempersulit PSIM, karena saat ini klub tertua di DIY itu sudah tidak mengandalkan pembiayaan dari APBD.
Saat diisinggung mengenai perkembangan Kompetisi Divisi Utama versi PT LI, Yoyok mengaku dari konfirmasi yang dilakukannya kemarin saat ini sudah ada 30 klub Divisi Utama yang mendaftarkan diri mengikuti kompetisi di bawah PT LI.
“Dalam rapat manajemen nantinya kami juga akan bahas mengenai hal ini. Bagaimanapun batas pendaftaran pemain di PT LI tanggal 25,” ujarnya.
PSS tetap
Sementara, satu hal yang membuat PSIM gembira adalah tidak berada satu grup dengan Persis Solo dan PSS Sleman. “Kami tadi memang memohon agar tidak jadi satu dengan Solo dan Sleman. Terus terang kami tidak ingin terjadi permasalahan lagi saat menggelar laga pertandingan di kandang,” kata Sukamto.
PSS berada di Grup II dan Persis Solo di Grup III. Selain bergabung dengan tujuh klub asal Sumatra, PSIM bergabung dengan sejumlah klub asal Jawa seperti Persitara Jakarta Utara, Persikabo Bogor dan Persikota Tangerang.
Di Grup II, PSS bergabung dengan PSCS Cilacap, PPSM Sakti Magelang, Barito Putra, Persikab Bandung, PSIR Rembang, PSIS Semarang, Persepar Palangkaraya, Persipasi Bekasi, Persiku Kudus, Persip Pekalongan dan Persik Kediri.
Adapun Grup III diisi Perseman Manokwari, PSB Biak, Persires Rengat, Persipro Probolinggo, Madiun FC, Persemalra Langur, PSBI Blitar, Persewangi Banyuwangi, Persid Jember, Persekam Metro FC, Gresik United dan Persis Solo.
Sukamto juga mengatakan pihaknya telah menyerahkan blangko pendaftaran pemain. Tak hanya menjanjikan subsidi Rp500 juta, di pertemuan itu PT LPIS juga mengaku bakal menanggung semua besaran anggaran yang dikeluarkan untuk wasit guna menjaga netralitas pertandingan. “Pembukaan kompetisi akan dilakukan di Semarang, 10 Desember mendatang. Jadwal rencananya besok [hari ini] akan langsung difaks ke masing-masing klub,” katanya.
Perubahan pembagian grup Divisi Utama tidak menjadi masalah bagi PSS Sleman. Penanggung jawab latihan PSS, Rumadi mengatakan PSS tetap berada di grup II sehingga tidak ada perubahan drastis seperti keputusan PSSI terdahulu. “Pembagian grup itu juga belum pasti akan seperti itu karena bisa saja berubah lagi,” katanya saat ditemui sesuai pertandingan melawan Persiba Balikpapan, kemarin.
Sumber : Lihat Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar