Jumat, 28 September 2012

Ranking PSIM Belum Jamin Promosi Ke ISL

YOGYA - Pengisian kuota peserta Indonesian Super League (ISL), tidak serta merta berdasarkan ranking posisi terakhir pada kompetisi musim tahun sebelumnya.

CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, menyatakan pada musim kompetisi mendatang berbeda kondisi dengan musim lalu di mana tim peringkat di bawah Persijap Jepara, Persiba Bantul, Semen Padang dan Persiraja Banda Aceh langsung mendapatkan tiket promosi.

"Kompetisi mendatang, jatah promosi tidak lagi ditentukan oleh ranking tetapi lima aspek yang kami syaratkan, " terang Joko, Kamis (27/9/2012).

"Aspek legalitas, infrastruktur, supporting, manajerial dan finansial, harus dipenuhi oleh semua peserta yang akan berlaga di ISL," tutur Joko.

Tiga tim promosi, Barito Putera, Persita Tangerang dan Persepam MU serta yang tetap bertahan setelah memenangkan laga play off, Persegres Gresik United, juga harus memenuhi syarat tersebut. "Kami bisa membatalkan promosi mereka, jika ternyata tidak memenuhi syarat kriteria setelah diverifikasi," jelas Joko.

Semua tim yang masuk delapan besar dan tidak lolos promosi, lanjut Joko memiliki peluang yang sama mengikuti verifikasi jika ada tempat yang kosong di ISL.

Ada lima klub delapan besar, yang gagal promosi yaitu PSIM, Persiku, PS Sumbawa Barat, Persebaya dan PSBI Blitar.

Sumber : Lihat Disini 

PSIM Tunggu Kabar Dari PT LI

YOGYA - Kabar PSIM bisa berkompetisi di Indonesian Super League (ISL), belum diterima oleh pihak manajemen.

Direktur Teknik, Dwi Irianto, menyatakan belum menerima pemberitahuan secara lisan maupun tulisan dari PT Liga Indonesia (LI) mengenai kepastian tim kebanggaan publik Kota Yogya berkompetisi di papan atas. "Saat ini, kami baru menerima sebatas undangan pertemuan yang membahas persiapan digulirkannya kompetisi Divisi Utama," kata Mbah Putih sapaan akrab Dwi, Kamis (27/9/2012).

Mengenai syarat-syarat yang dibutuhkan untuk bisa berkompetisi di ISL, Mbah Putih menganggap PSIM sudah memiliki semuanya. "Jika benar-benar PSIM ditunjuk mengisi kuota dan harus memiliki lima aspek yang disyaratkan, kami siap," ujar Mbah Putih.

PT PSIM yang selama ini sudah dirintis pembentukannya, sambung Mbah Putih agar segera diselesaikan proses legalitasnya. "Untuk stadion perlu perbaikan di berbagai sisi, misalnya kamar ganti harus berpendingin ruangan dan kamar mandi ada shower air panas serta dingin," tambah Mbah Putih.

Sumber : Lihat Disini

PSIM Bisa Masuk ISL Jika Penuhi Kriteria

YOGYA - Pengisian kuota peserta kompetisi Indonesian Super League (ISL) 2013 mendatang, tidak serta merta seperti musim lalu.

Menurut CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, peringkat empat teratas divisi utama langsung promosi menggantikan empat tim yang hijrah ke Indonesian Premier League (IPL).

Musim mendatang, tim-tim peserta akan ditentukan dari lima aspek yang dipersyaratkan oleh PT LI, yaitu aspek legalitas, infrastruktur, supporting, manajerial dan finansial. 

Kelima aspek, tersebut, harus dipenuhi semua calon peserta ISL termasuk Barito Putera, Persepam MU, Persita Tangerang dan Gresik United (Persegres) dan jika ternyata ada satu klub tidak memenuhi syarat akan dibatalkan keikutsertaannya.

Jika ada kekurangan kuota tim peserta, sambung Joko baru akan dicarikan dari tim di bawahnya tapi tetap harus memenuhi syarat lima aspek di atas. Stok tim yang akan diverifikasi kelayakannya bertanding di kompetisi kasta teratas, adalah klub-klub yang maju ke babak delapan besar.

"Peserta babak delapan besar, ada tiga tim yang lolos ke ISL dan lima lainnya tidak lolos termasuk PSIM, Persebaya, PS Sumbawa Barat, PSBI Blitar dan Persiku Kudus. Jadi tidak sekedar berdasarkan rangking yang diduduki, saat kompetisi berakhir," beber Joko Driyono, Kamis (27/9/2012).

Ia, memastikan kick off kompetisi ISL akan digelar pada Januari 2013 setelah adanya pengunduran jadwal. Sedangkan, divisi utama akan dimulai dua minggu setelahnya.

Sumber : Lihat Disini

Mbah Putih: Kembalikan Tim PSIM pada Ketua Umum

YOGYA - Sekretaris Umum Pengprov PSSI DI Yogyakarta, Dwi Irianto SH, menyarankan agar manajemen PSIM, yang telah menunaikan tugas, segera berkumpul dan menyerahkan kendali tim kepada ketua umum. Setelah itu, Ketua umum, Haryadi Suyuti, mengembalikannya kepada Yayasan Yogaya.

Ia menyoroti beberapa personel manajemen musim lalu yang suka memunculkan isu-isu tanpa dasar kuat. Pria yang kerap disapa Mbah Putih ini mengaku kurang sependapat terhadap orang-orang itu, lantaran  tak segera berkumpul dan melaporkan kepada ketua umum begitu tugas selesai.

Mbah Putih beralasan, keinginannya ini dilandasi adanya undangan dari PSSI versi KPSI pada Jumat (28/9/2012) di Hotel Praklin, Jakarta, untuk membahas mengenai rencana divisi utama yang akan segera diputar.

"Segera saja manajemen melapor kepada ketua umum, kemudian manajemen baru mempersiapkan tim untuk mengarungi kompetisi musim depan," beber Mbah Putih sapaan akrab Dwi, kepada wartawan.

Lebih jauh, sebelum melakukan persiapan, klub segera memutuskan akan kemana ikut kompetisi. Apakah tetap bersama PT Liga Indonesia atau pindah PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

Sumber : Lihat Disini

Merger PSIM-PSS Susah Diwujudkan

YOGYA - Wacana penggabungan dua tim Divisi Utama asal Yogya, PSIM dan PSS Sleman, yang dilontarkan Direktur Media PSIM Ajiek Tarmidzi, tak sepenuhnya mulus didukung internal Laskar Mataram.

Manajer Bidang Keuangan PSIM, Sujud Budi Utomo, menyatakan sulit direalisasikan. Ia pesimistis lantaran masing-masing klub memiliki historis dan gengsi berbeda.

Klub berjuluk Laskar Mataram, katanya, memiliki sejarah panjang di dunia sepakbola nasional dan berperan dalam pembentukan PSSI, serta telah mengalami asam manis selama berkompetisi pada masa perserikatan sampai Liga Indonesia. Meski, lanjut Sujud, keduanya sama-sama belum pernah juara dalam kompetisi resmi yang digelar federasi sepakbola Indonesia.

"Sisi historis dan gengsi, susah diwujudkan tapi kalau dilihat dari pertimbangan efisiensi untuk kepentingan sponsor memang bisa," tutur Sujud, Senin (24/9/2012).

Sumber : Lihat Disini

Senin, 24 September 2012

Benarkah PSIM dan PSS Dimerger?

YOGYA - Kesulitan keuangan yang dialami oleh tim-tim sepakbola di DI Yogyakarta, melatarbelakangi wacana merger klub yang berkompetisi di Divisi Utama.

Gagasan, tersebut, semakin mengemuka setelah hasil pertemuan joint commitee (JC) di Kuala Lumpur, mengakui kompetisi yang digelar PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) dan PT Liga Indonesia.

Direktur Media PT PSIM, Ajiek Tarmidzi, mengemukakan wacana penggabungan dua klub yang berkandang di DI Yogyakarta dan berkompetisi di Divisi Utama.

Merger antara PSIM dan PSS, lanjutnya juga didasari kesulitan pendanaan yang dialami oleh kedua klub pada akhir kompetisi.

Selain, sambung Ajiek sudah tidak diperbolehkannya lagi tim profesional menggunakan uang yang bersumber dari APBD.

"Berharap, jika kedua tim bisa bergabung menjadi satu maka bisa membentuk satu klub asal Yogyakarta yang tangguh mengarungi kompetisi dari sisi materi pemainnya," paparnya, Minggu (23/9/2012).

Setelah dimerger, tambah Ajiek secara keuangan juga akan lebih kuat jika dibandingkan satu berdiri sendiri. Pedapatan dari sektor penonton, akan semakin besar mengingat didukung oleh dua daerah yang memiliki fanatisme luar biasa terhadap sepak bola.

Pengusaha muda, itu, mengaku telah menjajaki dengan pihak-pihak terkait dan mendapat respon positif mengenai rencana mergernya Laskar Mataram dan Elja.

"Saya menyadari, pengabungan kedua tim tidaklah mudah dengan adanya perbedaan culture dan masih seringnya gesekan antar suporter tapi jika semua pihak mendungkung bukanlah hal yang mustahil," tutur Ajiek.

Mengenai nama dan jersey yang dipakai, setelah merger antara dua klub yang berkandang di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta bisa dimintakan usul kepada Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Sedangkan lapangan, bisa memakai Stadion Maguwoharjo yang lebih representatif dan mess serta tempat latihan menggunakan yang selama ini dipakai PSIM.

"Gambarannya, nanti juga akan ada sharing penggunaan fasilitas dengan mess bisa menggunakan di Wisma PSIM dan latihan di Stadion Mandala Krida," tutupnya.

Sumber : Lihat Disini

Ajiek Ingin HS Tetap Ketua Umum

YOGYA – Desakan agar Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, mengundurkan diri dari posisinya sebagai Ketua Umum PSIM dianggap Direktur Media, Ajiek Tarmidzi, belum perlu dilakukan.

Alasan orang nomor satu di Kota Gudeg, terbentur aturan surat edaran Menteri Dalam Negeri No. 800/148/sj juga belumlah kuat karena beberapa daerah lainnya masih menempatkan kepala daerah sebagai ketua klub sepak bola. 

Sementara Permendagri nomor 1/2011, yang dijadikan alasan beberapa pihak agar Haryadi Suyuti mundur dari ketua umum PSIM berisi tentang larangan klub sepakbola profesional menggunakan dana APBD.

Posisi Haryadi sebagai ketua umum, menurut Ajiek masih perlu dipertahankan karena sebuah klub sepak bola di daerah masih membutuhkan sosok orang kuat meski kini tim profesional sudah tidak lagi diperkenankan menggunakan dana APBD dan harus membiayai kebutuhan tim secara mandiri.

Selain sosok kuat di balik sebuah tim, pada umumnya bekas tim-tim perserikatan yang kini menjadi klub profesional masih dimiliki oleh pemerintah daerah sehingga masih ada tanggung jawab masing-masing kepala daerah untuk membesarkan tim daerahnya.

Ia, menyerahkan sepenuhnya kepada seluruh klub-klub yang memiliki andil mendirikan PSIM untuk menentukan apakah Haryadi masih dibutuhkan memimpin Laskar Mataram atau cukup sebagai dewan penasehat.

“Kalau pun Haryadi turun, tim nantinya dikembalikan lagi ke Yayasan Yogaya yang dimiliki oleh pemerintah daerah dan bertugas untuk mengelola klub,” jelas Ajiek, Selasa (18/9/2012).

Dikembalikannya lagi pengelolaan dan kepengurusan PSIM ke Yayasan Yogaya, dianggap Ajiek sebagai langkah yang paling tepat karena sampai saat ini, belum ada figur yang bersedia menduduki kursi sebagai ketua umum.

Beberapa waktu lalu, sempat beredar wacana Harry Zudianto adalah orang yang layak menjabat sebagai ketua umum tim kebanggaan publik Kota Yogya tapi yang bersangkutan menolaknya lantaran sudah banyak kesibukan dengan organisasi sosialnya.

“Sampai kini, belum ada figur yang pas setelah pak Harry Zudianto tidak bersedia sebagai ketua umum atau general manager PSIM,” tambah pengusaha muda, yang pernah diwacanakan sebagai general manager Laskar Mataram.

Sumber : Lihat Disini

Evaluasi PSIM Setelah PON Kelar

YOGYA - Manajemen PSIM segera melakukan evaluasi tim secara menyeluruh, setelah menyelesaikan satu musim kompetisi divisi utama Liga Indonesia 2011. Evaluasi tim ini dijadwalkan setelah perhelatan PON XVIII Riau usai.

Menurut Direktur Media, Ajiek Tarmidzi, beberapa direksi dan manajer ikut even nasional yang digelar sampai Kamis (20/9/2012) lusa. Beberapa manajer yang ikut kontingen DI Yogyakarta, diantaranya Direktur Teknik, Dwi Irianto dan Direktur Marketing, Iriantoko.

"Saat ini masih belum kumpul semuanya karena ada sebagian yang masih sibuk dan antara kami belum melakukan komunikasi, terkait evaluasi tim secara keseluruhan," beber Ajiek.

Jika semuanya sudah berkumpul, lanjutnya, sesegera mungkin dilakukan komunikasi membahas semua yang telah dikerjakan selama satu musim. Selain evaluasi, manajemen juga akan membicarakan masukan-masukan gambaran pengelolaan Laskar Mataram musim depan, termasuk siapa saja yang pantas masuk dalam pengurusannya.

Ajiek menyatakan, semua tugas manajemen musim ini sudah berakhir dan telah menunaikan seluruh kewajibannya. "Manajemen musim lalu, sekarang sudah dalam keadaan demisioner meski belum dibubarkan secara resmi," tambahnya.

Mengenai bagaimana pengelolaan tim apakah tetap dipegang PT PSIM atau dikembalikan ke Yayasan Yogaya dan siapa saja yang akan duduk dalam kursi manajemen kompetisi berikutnya, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum, Haryadi Suyuti.

"Kami tak bisa menunjuk siapa saja yang akan duduk dalam manajerial PSIM berikutnya. Rekomendasi kami hanya sebagai acuan kepada ketua umum, mau atau tidaknya kembali mengelola tim diserahkan sepenuhnya kepada yang bersangkutan," beber Ajiek, yang melihat jajaran manajemen harus kapabel dan mempunyai kapasitas.

Sumber : Lihat Disini

Siapkan Strategi, Johan Arga Jadi Playmaker

YOGYA - Pemain muda PSIM, Johan Arga, dikabarkan bakal mendapat peran baru di skuad Laskar Mataram musim depan. Johan disebut akan menggantikan posisi playmaker impor, Lorenzo Rimkus, yang hingga kini belum diketahui kejelasan lanjutan statusnya bersama PSIM.

Pemain yang bersinar bersama tim Porprov Kota Yogya tersebut awalnya menempati posisi penyerang. Namun dirinya hanya mendapat sedikit kesempatan bermain di lini depan PSIM musim lalu lantaran barisan penyerang Parang Biru saat itu dihuni striker impor, Emile Linkers, Lakman Selan, dan Reinhard Rumaikewi.

Pelatih PSIM musim lalu, Hanafing, saat dikonfirmasi, Jumat (14/9/2012) membenarkan hal tersebut. Menurutnya, hal itu memang telah ia persiapkan saat paruh musim kedua kompetisi divisi utama 2011/2012.

"Saya lihat dia kan punya kecepatan, masih muda pula, jadi memang sudah saya siapkan rencana untuk menggantikan Lorenzo (Rimkus) dengan Johan," tutur pelatih berlisensi A AFC itu.

Hanafing menambahkan, ia mulai menyiapkan proyeksi tersebut saat Lorenzo Rimkus mengalami cedera dan jarang tampil di pertengahan musim kedua. Sementara PSIM hanya memiliki Nova Zaenal dan Seto Nurdiyantara yang memiliki kemampuan sebagai jenderal lapangan tengah.

Johan Arga pun disiapkan menjadi pelapis kedua pemain tersebut, mengingat ia juga tak asing dengan posisi gelandang tengah saat membela tim Porprov Kota Yogya. Namun rencana tersebut memang belum sempat dipraktikkan di tengah lapangan hingga musim kompetisi 2011/2012 berakhir.

Saat ini, peluang PSIM untuk mempertahankan Lorenzo Rimkus memang terbilang kecil, ditambah lagi Nova Zaenal yang juga mengaku belum memutuskan nasibnya musim depan. Bukan tak mungkin, Johanlah yang akan mengisi pos sentral Laskar Mataram musim depan.

"Yang jelas saya sudah persiapkan dan proyeksikan Johan di posisi itu menggantikan Lorenzo, kalau untuk musim depan, tergantung siapa nanti yang pegang PSIM," tambah Hanafing.

Sementara Johan Arga juga sempat berujar dirinya memang telah beberapa kali mendapat porsi latihan berbeda dari Hanafing musim lalu. Ia mengaku sempat diajak bicara oleh sang arsitek PSIM terkait proyeksi posisi barunya di tim kebanggaan Kota Yogya itu.

"Memang sempat pelatih bilang, katanya saya diproyeksikan menggantikan Lorenzo di gelandang tengah," katanya.

Sumber : Lihat Disini

Sabtu, 15 September 2012

Hanafing Semakin Dekat ke Persebaya

JOGJA—Teka-teki di mana Hanafing akan berlabuh musim depan mulai terkuak, Hanafing yang nasibnya semakin tak jelas di PSIM mengaku semakin intens berkomunikasi dengan manajemen Persebaya Surabaya.

Menurutnya, dibanding dua klub asal Jatim lainnya yang juga mendekati dirinya, yakni Persik Kediri dan Deltras Sidoarjo, kondisi manajemen Persebaya jauh lebih sehat.

“Selain karena lokasinya yang dekat dengan keluarga saya,” ujarnya, Jumat (14/9).

Apalagi saat ini ia menjabat sebagai Ketua Bidang Kepelatihan Pengprov PSSI Jatim. “Karena dengan jabatan saya seperti itu, saya memang dituntut harus sering ada di Surabaya,” imbuhnya.

Meski begitu, ia membantah telah membahas kontrak dengan Persebaya. Pelatih berlisensi A AFC itu mengakui, sampai sejauh ini manajemen Persebaya hanya mengutarakan keseriusan mereka untuk mengontraknya saja. “Belum ada pembicaraan soal kontrak dan nilai kontraknya,” kata Hanafing.

Sumber : Lihat Disini

CALON PELATIH PSIM: Suporter Inginkan Maman

Maman Durachman
JOGJA—Kemunculan nama Maman Durachman sebagai calon pengganti Hanafing di kursi kepelatihan PSIM musim mendatang mendapat sambutan positif dari suporter.

Pasalnya, track record Maman selama berada di PSIM yang dinilai nyaris tanpa cela membuat suporter sepakat jika pria yang membawa PS MAS menjadi finalis Piala Walikota itu kembali menukangi Laskar Mataram di musim kompetisi mendatang.

Hari Santoso, Pjs Ketua The Maident, mengaku sosok Maman, baik secara personal maupun teknis terbilang cukup mumpuni. Ia menerangkan, Maman memiliki kedekatan emosional dengan pemain lokal yang ada di PSIM. Oleh sebab itu, menurutnya, bukan hal yang aneh jika manajemen kembali memilih Maman untuk menukangi PSIM di musim mendatang.

Selain itu, secara teknis ia menilai Maman memiliki kemampuan dan faktor keberuntungan sendiri dalam mengoordinir pemain lokal. Terbukti, dua musim lalu, ketika PSIM yang sama sekali tak memiliki pemain asing bisa menjelma menjadi tim yang solid.

“Meski tidak juara, setidaknya waktu itu Maman bisa membuktikan bahwa dengan modal minimal, mereka bisa tetap solid,” ujarnya belum lama ini.

Selain itu, Maman dinilainya juga memiliki kedekatan secara personal dengan PSIM.  Terbukti di musim yang lalu, pemain PSIM yang kebanyakan menilai Hanafng terlalu arogan dan disiplin justru menganggap Maman sebagai figur yang bisa dijadikan panutan.

Selain itu, di tengah krisis finansial yang melanda PSIM sepertinya Maman yang kini masih mengantongi lisensi pelatih B adalah sosok yang paling realistis. Pasalnya gaji Maman tentu jauh lebih rendah dibandingkan pelatih kepala musim lalu Hanafing.

“Kalau dilihat dari budget saat ini, sepertinya yang paling cocok melatih PSIM ya Maman. Mungkin jika ditinjau dari ilmu kepelatihan kalah dari Hanafing misalnya. Tapi ingat beliau dekat dengan pemain. Pelatih sukses tak melulu diukur dari ilmunya,” tukasnya.

Sentuhan tangan dingin Maman memang pernah terbukti ampuh di musim 2010/2011. Berlaga di Divisi Utama Grup 2, PSIM sempat berada di jalur yang benar untuk lolos ke delapan besar. Nyaris sepanjang satu putaran PSIM berada di peringkat kedua dengan menempel  pemuncak klasemen Mitra Kukar.

“Kala itu faktor nonteknis lebih banyak menentukan kegagalan PSIM. Jadi Bang Maman tak bisa dikatakan gagal. Dia sangat berhasil waktu itu,” tuturnya.

Begitu juga dengan Ristu Hanafi, seorang Brajamusti. Ia pun mengakui Maman memang sosok yang tepat jika memang Manajemen memutuskan untuk tak lagi menggunakan Hanafing musim mendatang.

Menurutnya, pemain dan iklim klub PSIM sudah begitu dikenal oleh Maman. Dengan begitu, Maman tak perlu lagi beradaptasi dengan klub yang dilatihnya. “Apalagi pemain-pemain PSIM sudah cocok dengan beliau,” ujarnya.

Meski begitu, sebenarnya ia pun menilai Hanafing adalah pelatih berkualitas.

Namun, dengan kondisi keuangan yang karut marut, ia maklum jika manajemen berat untuk mempertahankan Hanafing di kursi pelatih.”Semua menjadi kewenangan manajemen. Yang terpenting bagi kami adalah PSIM bisa kembali berjaya,” tegasnya.

Sumber : Lihat Disini

Manajemen PSIM Sayangkan Keputusan Mundur HS

JOGJA—Manajemen menyayangkan pernyataan Haryadi Suyuti yang menyatakan siap mundur dari kursi Ketua Umum PSIM lantaran terbentur persoalan regulasi.

Direktur Teknik PSIM Dwi Irianto, kepada Harian Jogja mengakui, ia berharap Haryadi Suyuti tetap bertahan. Ia menandaskan, sosok Haryadi memang pantas. Pasalnya, berkaca dari perjalanan PSIM musim kompetisi 2011/2012 lalu, terlebih dengan kondisi keuangan PSIM yang karut-marut di akhir kompetisi, ia tak bisa membayangkan jika tak ada HS.

“Komitmen dia yang membawa klub ini bisa bertengger di posisi empat besar meski kondisi klub seperti itu,” sanjungnya.

Ia menilai Haryadi berhasil memimpin dan membawa Laskar Mataram masuk ke babak empat besar. “Sangat tidak mudah mengurusi dan memimpin klub yang berada pada kondisi di ujung tanduk seperti PSIM saat itu. Tapi buktinya, beliau tetap bisa mempertahankan nama baik klub ini,” tegasnya.

Pihaknya merasa berat melepas sosok Haryadi. Apalagi dengan kondisi non teknis klub yang masih compang-camping seperti ini. Meski begitu, jika memang kendalanya adalah terkait regulasi, dalam hal ini adalah Permendagri Nomor 1/2011, maka pihaknya pun tak punya pilihan lain. “Kalau memang alasannya regulasi, apa yang bisa kami lakukan. Kami harus menghormati regulasi yang berlaku,” ucapnya.

Sebaliknya, Media Director Ajiek Tarmidzi, sebelumnya menegaskan pada dasarnya ada sesuatu yang salah dalam Permendagri tersebut. Ia menegaskan, Permendagri tersebut  bermuatan politis. Pasalnya, larangan pemakaian APBD termasuk keterlibatan pejabat publik untuk sepak bola professional tendensius dan tidak adil. “Saya melihat aturan itu politis sekali. Ketika itu, aturan tersebut dibuat kan untuk menggulingkan rezim Nurdin Halid saja. Apalagi, cabornya kenapa hanya sepak bola,” tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PSIM Haryadi Suyuti menyatakan siap mundur sebagai ketua umum jika memang regulasi yang berlaku menghendaki demikian.

Sumber : Lihat Disini

Rabu, 05 September 2012

Suporter Pertanyakan Kasus Suap PSIM

JOGJA—Suporter mempertanyakan dugaan suap yang digulirkan Media Director PSIM Ajiek Tarmidzi beberapa minggu lalu.

Pasalnya, setelah sempat mencuat, kini kasus tersebut seolah menguap begitu saja tepatnya ketika para pemain PSIM bersedia menerima rasionalisasi gaji yang ditawarkan manajemen. Pjs Ketua The Maident, Hari Santoso menegaskan, pihaknya tidak rela kasus tersebut dihentikan di tengah jalan.

Pihaknya mengharapkan Ajiek bertanggung jawab dengan pernyataan yang dilontarkannya tersebut. Menurutnya, pernyataan Ajiek sangat menampar muka persepakbolaan Jogja, sehingga kasus tersebut harus segera dirampungkan.

Menurut dia, Ajiek harus segera menemukan bukti-bukti yang mendukung pernyataannya tersebut, sehingga tidak hanya berhenti pada tahap indikasi saja. “Dalam hal ini, nama baik PSIM dan Jogja benar-benar dipertaruhkan,” tegasnya.

Ia khawatir pernyataan Ajiek tersebut hanya sebagai pengalihan isu belaka. Pasalnya ketika itu manajemen PSIM  tengah disudutkan dengan kabar ketidakmampuan mereka membayar gaji pemain secara utuh.

“Saat itu tekanan memang dilancarkan pemain kepada manajemen. Kekhawatiran kami pernyataan Ajiek itu hanya sekadar pengalihan isu belaka,” ucapnya.

Ia mengharapkan tindakan konkret dari manajemen terutama Ajiek. Jika memang Ajiek tak mampu mencari bukti-bukti itu, setidaknya manajemen harus melaporkan indikasi itu kepada PT. Liga Indonesia.

Terpisah Ajiek justru mengaku enggan menanggapi persoalan itu.  Kendati begitu, ia membantah jika pernyataannya tersebut sekadar pengalihan isu. Bos salah satu media di Jogja tersebut mengakui indikasi adanya pemain PSIM yang disuap itu memang benar.

Hanya saja menurutnya, dengan kondisi klub yang saat ini dinilainya sudah cukup kondusif, dikhawatirkan akan kembali kisruh. Ia menganggap hubungan pemain dan manajemen kini memang sudah jauh membaik. Oleh sebab itu ia tidak ingin merusak hubungan itu dengan melontarkan kembali mengenai kasus suap yang menimpa pemain PSIM.

Begitu juga dengan mantan kapten PSIM Nova Zaenal yang juga enggan membahas terkait hal itu. Ketika dikonfirmasi, ia hanya menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada Ajiek sendiri.

“Hubungan kami dengan manajemen sudah usai. Selama tidak diungkit-ungkit lagi, kami pun tidak akan mempermasalahkannya juga,” ucapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pasca-kegagalan PSIM di babak play off Liga Indonesia lalu, manajemen sempat mengeluarkan pernyataan terkait adanya indikasi kasus suap kepada lima orang pemain PSIM beberapa klub yang menjadi lawan tanding PSIM sejak babak empat besar Divisi Utama Liga Indonesia.

Sumber : Lihat Disini

Mbah Putih : Kembalikan Dulu PSIM ke Yogaya

YOGYA - Sebelum melangkah jauh pada siapa yang paling pantas duduk sebagai top manager, Direktur Teknik, Dwi Irianto, berpandangan PSIM harus dikembalikan dulu pengelolaannya tim kepada Yayasan Olahraga Yogyakarya (Yogaya).

Menurutnya, PT PSIM yang selama musim kompetisi divisi utama 2011/2012 memegang kendali atas Laskar Mataram belum memegang legal formal sebagai perusahaan karena tak memiliki akta notaris sebagai bukti pendirian.

Setelah kepemilikan dikembalikan kepada Yayasan Yogaya, lanjut Mbah Putih (panggilan akrab Dwi), langkah selanjutnya adalah pembubaran manajemen yang mengelola Nova Zaenal cs. Baru, tegasnya, yayasan yang memiliki kuasa membentuk susunan manajemen sembari menunggu kongres PSSI yang rencananya digelar pada September ini.

"Semuanya, akan saya serahkan kepada yayasan bagaimana penyusunan jajaran manajemen musim depan untuk mengelola tim pada kompetisi depan," beber Mbah Putih, Selasa (4/9/2012).

Sumber : Lihat Disini

Selasa, 04 September 2012

BURSA DIRUT PSIM: Ajiek Pasrah dengan Keputusan HZ

JOGJA—Setelah beberapa hari namanya santer diwacanakan sebagai calon pengisi kursi Direktur Utama PSIM menggantikan Yoyok Setyawan, Herry Zudianto pun akhirnya menyatakan keberatannya secara resmi.

Melalui pesan singkat yang dikirmkannya kepada manajemen PSIM dalam hal ini Media Director Ajiek Tarmidzi, Herry Zudianto yang kerap disapa HZ mengatakan dirinya lelah dan kehabisan waktu mengurusi organisasi yang selama ini dipegangnya. “Bu Dyah [istri Herry Zudianto] pun meminta kepada suaminya untuk mengurangi porsi kegiatan,” ujar Ajiek yang menjelaskan isi pesan singkat dari HZ yang diterimanya belum lama ini.

Ajiek kemudian berkeputusan menghentikan upayanya mencalonkan nama HZ sebagai Direktur Utama PSIM. Ia mengaku tak lagi mengusulkan nama HZ. Pasalnya, sejak awal, ia mengakui belum sekalipun berkomunikasi dengan HZ terkait pencalonan tersebut. “Kalau memang menolak, saya hanya ingin langsung mendengar dari beliau,” ungkapnya.

Lantaran itulah, setelah menerima pesan singkat dari HZ terkait penolakan itu, ia pun mengaku akan menghormati keputusan HZ itu.

Dengan begitu, pihaknya kini memang mencabut pernyataannya untuk mencalonkan HZ sebagai Dirut. Sebagai gantinya, manajemen masih mencari sosok yang tepat sebagai direktur utama. “Sudah ada beberapa nama sih, tapi kami belum bisa menmberitahukannya,” ujarnya.

Terpisah, Pjs Hari Santoso justru mengaku, daripada manajemen kesulitan mencari sosok pengganti Yoyok Setyawan, pihaknya akan mendukung jika Ajiek Tarmidzi sendiri yang menjadi Dirut PSIM.

Pasalnya ia menilai, kapabilitas dan kapasitas Ajiek cukup tepat jika harus memipin PSIM sebagai sebuah perusahaan.

Dinilainya, Ajiek memiliki potensi sebagai direktur khususnya dalam hal jaringan bisnis yang diharapkannya akan bisa berdampak positif terhadap kondisi finansial Laskar Mataram. “Apalagi, dia [Ajiek] sudah dari 2003 aktif di manajemen PSIM. Jadi sedikit banyak ia sudah akrab dengan PSIM,” tukasnya.

Sementara HZ sendiri, dengan posisinya yang kini menjabat sebagai salah satu dewan penasihat PSIM tidak etis jika harus ditempatkan di posisi sebagai Dirut.

Menurutnya, dengan kapasitas yang dimiliki HZ, sudah selaiknya jika bos klub lokal Jogja Margaria Orion itu menempati kursi Dewan Penasihat. “Tinggal bagaimana manajemen memaksimalkan peran dewan penasihat itu saja. Selain itu, sepengetahuan kami, Ajiek memiliki kepedulian pada suporter. Buktinya, ia rela kantornya dipakai sebagai sekretariat suporter. Ini adalah modal bagus,” ujarnya.

Sumber : Lihat Disini

TRANSFER PEMAIN: Klub Ceko Goda Rimkus

Lorenzo Rimkuz
JOGJA—Klub asal Ceko, Brno, gencar mendekati gelandang sayap PSIM asal Belanda Lorenzo Rimkus.

Menurut Rimkus, pihak klub asal Divisi Satu Ceko itu telah mengirimkan penawaran kepadanya. Hanya saja, pemain yang saat bermain di PSIM mengenakan kostum bernomor punggung 35 itu mengaku masih menggantungkan keputusannya.

“Saya tetap ingin bermain di Asia. Indonesia terutama,” tegas Rimkus belum lama ini.

Ia mengakui, klub yang bermarkas di Kota Brno tersebut sangat serius merekrutnya. Bahkan, dirinya pun telah disodori kontrak selama dua tahun.

Hanya saja, meski tidak bersedia menyebutkan, nilai kontrak yang ditawarkan klub tersebut tidak sebesar nilai kontraknya di PSIM. Akan tetapi, baginya nilai kontrak itu tidaklah penting.

Menurutnya, yang terpenting sebagai pemain profesional adalah jaminan line up dan pembayaran gaji yang lancar. “Yang penting bagi saya adalah tak ada masalah dengan finansial,” akunya.

Ia mengaku telah menjelaskan kepada klub tersebut, secara de jure, dirinya masih terikat kontrak dengan PSIM setidaknya hingga Desember mendatang. Oleh sebab itu, ia mengaku akan tetap menghormati kontrak itu.

Namun ia menegaskan hal itu tidak berlaku lagi jika minimal selama tiga bulan ia tak menerima gaji dari PSIM.  ”Nyatanya, sudah empat bulan saya tidak menerima gaji,” ucapnya.

Keberadaan Rimkus dinilai masih tidak seoptimal kedua rekannya sesama pemain asal Belanda yang ada di PSIM. Ristu Hanafi, salah seorang laskar Brajamusti (sebutan suporter PSIM) berharap di musim mendatang Rimkus tak akan hengkang ke klub manapun. Menurutnya, sangat disayangkan jika pemain sebagus Rimkus harus hengkang hanya karena masalah gaji.

“Padahal Rimkus sendiri sebenarnya kan mau berkomunikasi dengan pihak tim,” ucapnya.

Sumber : Lihat Disini