Kamis, 31 Mei 2012

Pemain PSIM Akhirnya Terima Bonus

YOGYA -  Senyum mengembang tampak dari para pemain PSIM Mataram, setelah bertemu dengan Ketua umum PSIM, Haryadi Suyuti, dan kemudian menerima hak-haknya yang selama ini dijanjikan oleh manajemen, Rabu (30/5/2012) Mereka tampak senang, begitu menerima bonus enam laga meski jumlahnya tidak sesuai dengan nilai kontrak.

Satu persatu pemain maju mendatangi meja di mana manajemen yang diwakili oleh Manajer Sarana dan Prasarana, Jarot Kastowo, meletakkan uang ratusan juta untuk dibagi-bagikan kepada para pemain. Tidak satupun raut muka pemain yang menunjukkan kegelisahan seperti hari-hari sebelumnya lantaran semua punggawa Parang Biru, menerima bagian tambahan uang dari manajemen Parang Biru.

Memang, besarnya bonus pemain yang tidak ikut bermain saat tim menang di laga kandang maupun tandang serta bisa menahan seri saat bertandang ke kubu lawan, tidak sebesar para pemain yang turun pada laga-laga tersebut. Kebijakan manajemen, untuk membagi rata bonus kepada seluruh pemain sebagai bentuk asas kebersamaan agar semua ikut merasakan kebahagiaan.

Manajemen menawarkan memberikan bonus enam laga semua punggawa PSIM, gaji beberapa pemain magang dan M Rifki, dan perangkat tim dengan kemampuan Rp 216 juta dari kebutuhan yang seharusnya sebesar Rp 240 juta. Mendengar tawaran, tersebut, kemudian Nova mengajak berunding dengan rekan-rekannya apakah menerima atau tidak penawaran dari manajemen untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada.

Anak asuhan Hanafing, akhirnya menerima tawaran dari jajaran manajemen dan mau mengerti kesulitan keuangan yang ada dalam tubuh Parang Biru. Tidak berapa lama, sebelum manajemen memberikan uang Wali Kota, Haryadi Suyuti sempat mampir dan berbincang dengan para pemain.

Sumber : Lihat Disini

Rabu, 30 Mei 2012

Prihatin Pemain PSIM Tak Gajian, Brajamusti Galang Dana

JOGJA—Prihatin dengan kondisi pemain PSIM yang belum mendapatkan hak-haknya, DPP Brajamusti berinisiatif menggalang dana.

Presiden DPP Brajamusti, Eko Satrio Pringgodani mengatakan, aksi tersebut menjadi wujud kepedulian terhadap kondisi PSIM yang tengah mengalami krisis keuangan.

”Jadi aksi ini bukan semata untuk nama Brajamusti saja. Tapi kami memang mewakili pecinta PSIM,” ucapnya, Rabu (30/5).

Aksi tersebut akan dimulai besok (31/5) mulai pukul 15.00 WIB dipusatkan di RM Padang Surya yang berada di kawasan Pasar Kembang.

Selain di lokasi tersebut, DPP Brajamusti juga menyediakan dua nomor rekening untuk menampung donasi dari para pecinta PSIM dari luar Jogja.

Guna menghindari adanya penyimpangan dana, ia mengaku telah menyediakan kuitansi dan bukti slip setoran khusus untuk donasi via transfer.

”Bahkan untuk donatur dari luar Jogja pun kami menyediakan print out slip bukti transfer mereka,” kata Eko.

Sumber : Lihat Disini

KRISIS KEUANGAN PSIM: Adelmund Tak Bisa Bayar Cicilan Rumah

JOGJA—Pemain Belanda di PSIM, Kristian Adelmund, Emile Linkers, dan Lorenzo Rimkus menolak untuk membela PSIM selama hak mereka belum dipenuhi oleh pihak klub.

Ketiganya mendesak PSIM untuk segera membayarkan hak mereka berupa gaji selama dua bulan dan bonus selama enam kali pertandingan. ”Setidaknya bayar dulu bonus kami sebesar Rp31 juta,” ujar Kristian Adelmund, Selasa (29/5).

Selama ini Adelmund dikenal diam dan tetap berbesar hati menerima kondisi finansial klub yang dinilainya juga dialami oleh sejumlah klub lainnya di Indonesia.

Akan tetapi, kesabarannya tidak juga mendapat respons positif dari pengurus dan manajemen. Bahkan hingga beberapa kali trio Belanda tersebut mogok latihan pun, pihak pengurus dan manajemen seolah tutup mata. ”Padahal, dengan kami tidak latihan, seharusnya pengurus klub bisa mengerti,” keluhnya.

Mantan pemain VV Capelle, salah satu klub Topklase Liga Belanda tersebut mengaku sudah memberikan toleransi kepada pihak klub terkait dengan tunggakan hak-haknya tersebut.

Bahkan, hingga kini dia pun bersedia jika memang klub benar-benar tak sanggup membayar, tunggakan itu dibayar secara bertahap. ”Bayar bonusnya saja dulu tidak apa-apa,” ujarnya.

Hanya saja, ia menolak jika bonus tersebut dibayar bertahap namun bonus laga berikutnya justru kembali diutang. ”Yang terpenting, jangan sampai ada yang diutang lagi,” ujarnya.

Pemain jangkung bertinggi badan 194 cm ini juga mengaku sejak gaji dan bonusnya belum dibayarkan oleh pihak PSIM, ia tak lagi bisa membayar cicilan rumahnya yang ada di Belanda.

Meski begitu, ia mengaku masih berharap bisa kembali bermain ketika PSIM melawan Persita di Lapangan Krakatau Steel Cilegon 13 Juni mendatang. Akan tetapi, jika pihak klub belum juga membayarkan gaji dan bonusnya, ia mengaku tidak tahu apakah kembali mogok main atau tidak. ”Saya tidak tahu apa yang akan terjadi, kalau memang gaji dan bonus saya tidak dibayarkan,” ucapnya.

Berbeda dengan Kristian, pemain Belanda lainnya, Emile Linkers justru memilih untuk bungkam dan tak bersedia berkomentar apapun saat ditanya mengenai aksi mogoknya kali ini.

Pemain kelahiran 25 September 1990 ini hanya menggelengkan kepala saat ditanya lebih jauh mengenai alasannya mogok bertanding. ”Saya stress,” jawabnya ketus.

Sementara Lorenzo Rimkus memang tidak bisa bermain di beberapa pertandingan PSIM lantaran kondisinya yang masih dibekap cedera. ”Tapi, melihat kondisi klub seperti ini, saya sepakat jika teman-teman tidak bermain,” ujarnya.

Sumber : Lihat Disini

Selasa, 29 Mei 2012

Skuad PSIM Tagih Janji Haryadi Suyuti

YOGYA - Pemain PSIM dengan langkah gontai, akhirnya menuju Stadion Mandala Krida setelah menunggu hampir seharian keputusan manajemen apakah akan memberikan hak-hak mereka tau tidak. Menjelang pukul 15.30 WIB, mereka telah tiba digelarnya laga menghadapi tamunya PSGL Gayo Luwes.

Nova Zaenal cs, tidak langsung menuju ke lapangan hijau untuk melakukan pemanasan sebelum bertanding. Anak-anak asuhan Hanafing, memilih tetap tinggal di dalam ruang ganti pemain menunggu Ketua Umum PSIM, Haryadi Suyuti, dan tidak akan bermain jika Wali Kota Yogyakarta, itu, tidak menemui mereka.

Ofisial Parang Biru sampai meminta waktu kepada pemimpin pertandingan, 10 menit tambahan untuk mempersiapkan tim yang akan berlaga. Para pendukung dan manajemen sempat dibuat deg-degan, ketika orang nomor satu di Kota Yogyakarta belum juga menampakkan batang hidungnya di Stadion Mandala Krida.

Wajah Direktur Utama PT PSIM, tampak kusut dan beberapa kali menghubungi Haryadi melalui telepon selulernya. Lima menit, jelang laga akhirnya orang yang ditunggu-tunggu datang dengan mengenakan kemeja putih dipadu celana hitam yang langsung menuju ruang ganti untuk menemui para punggawa PSIM.

Sampai di dalam ruangan, ia langsung menyapa dan menanyakan apa yang diinginkan oleh Nova Zaenal yang mewakili rekan-rekannya di skuad Parang Biru. Kapten Tim kebanggan warga Yogya, itu, langsung menagih janji apa yang pernah diutarakan Haryadi untuk menyelesaikan tunggakan gaji yang belum dibayarkan pada akhir Mei 2012.

Haryadi, tampak mangut-mangut mendengarkan penjelasan pemilik nomor punggung tujuh, itu. Ia lalu berkata kepada para pemain Parang Biru bahwa memahami apa yang diinginkan para pemain serta berjanji akan segera menyelesaikannya.

Pasukan Parang Biru, kembali melancarkan aksi ketika babak kedua akan segera dimulai. Pemain tim yang saat ini bertengger di posisi ketiga klasemen sementara grup barat Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, tidak juga keluar ruang ganti.

Mereka kemudian keluar dari ruang ganti, sembari menyerahkan surat pernyataan kepada Ketua Umum PSIM agar membubuhkan tanda tangan di atas materai. Beberapa saat, Haryadi belum menandatangani surat dan berbincang dengan Herry Zudianto di pinggir lapangan lalu memanggil Kapten tim, Nova Zaenal untuk diajak berbicara.

Sumber : Lihat Disini

Senin, 28 Mei 2012

PSIM VS PSGL SERI

JOGJA—Pemain PSIM Jogja, Wisnu Raharjo (37) mencoba menyundul bola ke gawang saat melawan PSGL Gayo Lues pada laga Divisi Utama Liga Indonesia 2011-2012 di Stadion Mandala Krida, Jogja, Senin (28/5). Pertandingan yang berakhir 0-0 tersebut sempat berhenti beberapa menit karena pemain PSIM kembali minta kejelasan tentang gaji dan bonus selama ini yang belum terbayarkan.

Sumber : Lihat Disini

Manajeman PSIM Janji Bayar Gaji & Bonus Akhir Bulan Ini

JOGJA—Manajemen PSIM berencana membayar gaji dan bonus pemain PSIM akhir bulan ini.  Gaji pemain terlambat tiga bulan sementara bonus dari enam laga hingga kini juga belum dibayar.

Manajer PSIM, Aji Sutarto mengatakan, masih ada kesempatan bagi manajemen untuk mencari sumber dana guna membayar gaji dan bonus pemain tersebut. “Masih ada malam ini dan esok pagi,” ujarnya kemarin (27/5).

Ia mengaku akan membahas persoalan tersebut dengan Direktur Utama PSIM Yoyok Setyawan.

“Apakah nantinya pakai uangnya siapa. Apakah dari Ketua Umum [Haryadi Suyuti] atau dari donatur lain, kami belum tahu,” kata dia.

Begitu pula dengan Yoyok Setyawan yang mengakui uang untuk membayar bonus dan gaji tersebut setidaknya akan dibayarkan pada akhir bulan ini.

“Setidaknya itu yang dijanjikan oleh Ketua Umum [Haryadi Suyuti], sepulangnya dari Spanyol,” ujarnya.

Kapten PSIM, Nova Zaenal menegaskan, para pemain sudah cukup bersabar untuk tidak menerima gaji dan bonus bermain.

Namun menurut dia, kesabaran mereka seolah sampai pada ujungnya ketika arus listrik wisma pemain sempat diputus selama 14 jam Sabtu (26/5) lalu, lantaran menunggak selama lima bulan.

“Kewajiban sudah kami lakukan. Tapi hak kami mana. Kami tidak bisa begini terus,” ujarnya.

Gelagat kekecewaan tersebut sebenarnya sudah tercium sejak awal bulan ini. Terlihat dari tidak hadirnya sejumlah pemain ketika latihan rutin, hingga mogok latihan para pemain beberapa pekan terakhir.

“Kami sudah mencoba untuk professional. Tapi masalahnya kami juga punya beban tanggungan lain, dengan keluarga, dengan kerabat, dan lain-lain,” tegasnya.

Sumber : Lihat Disini

Nyaris Mogok, PSIM Tak Semangat

YOGYA - Pertandingan antara PSIM melawan PSGL Gayo Lues sore ini (28/5) di Stadion Mandala Krida akhirnya tetap berlangsung. Para pemain bersedia turun ke lapangan setelah diadakan dialog antara Ketua Umum PSIM Haryadi Suyuti dengan beberapa pemain.

Kapten PSIM Nova Zaenal meminta persoalan tunggakan gaji dan bonus pemain diselesaikan paling lambat akhir Mei. Keadaan mencair setelah Ketua Panpel PSIM Sukamto datang membawa uang jaminan Rp 50 juta dari Wakil Walikota Imam Priyono.

Haryadi Suyuti mengaku bersedia menyelesaikan persoalan ini secepatnya. Yang paling penting sore ini PSIM dapat bermain dengan formasi seadanya. "Kami sangat mencintai PSIM dengan segala kesulitannya. Kami akan berusaha menyelesaikan hari ini juga," ujarnya.

Pertandingan sendiri berlangsung garing. Tanpa trio Belanda yang tetap mogok main, PSIM tak mampu tampil garang. Pada babak pertama, tak ada gol yang tercipta. Meski demikian, tuan rumah lebih mendominasi pertandingan.

Sumber : Lihat Disini

Susunan Pemain PSIM dan PSGL Gayo Luwes

YOGYA - Tuan rumah PSIM Yogya yang akhirnya bermain menghadapi PSGL Gayo Luwes, di Stadion Mandala Krida, pada babak pertama masih ditahan imbang 0-0.


Susunan Pemain PSIM
Formasi: 4-2-3-1
Pelatih: Hanafing


Penjaga Gawang: Agung Prasetyo; Belakang: Abda Ali, Joni Sukirta,
Dulsan Lestaluhu, Topas Pamungkas; Tengah: Radikal Idealis, Reinhard
Rumeikewi, Eko Budi Santoso, Mohammad Romli; Depan: Nova Zaenal(c),
Wisnu Raharjo.
Pergantian: Wisnu Raharjo diganti M Rifki.


Susunan Pemain PSGL Gayo Luwes
Formasi: 4-4-2
Pelatih: Khairul Sofyan

Penjaga Gawang: Rio Suhada; Belakang: Yusdianto Raharjo(c), Dodi, Jhon
Markus Siahaan, Samsul Kamal; Tengah: Aad Subarja, Dody Rahwana, Tata
Setiadi, Toure Morlaye; Depan: Fitra Ridwan, Mamadio Lamarana

Kartu Kuning: Toure Morlaye

Sumber : Lihat Disini


Babak Pertama PSIM Ditahan Imbang 0-0

YOGYA - Tuan rumah PSIM Yogya yang akhirnya bermain menghadapi PSGL Gayo Luwes, di Stadion Mandala Krida, pada babak pertama masih ditahan imbang 0-0.

Nova Zaenal cs yang memasuki lapangan sesaat setelah Ketua Umum PSIM, Haryadi Suyuti, mendatangi para pemain di kamar ganti, hampir saja dinyatakan kalah walk out.

Skuad Parang Biru, meski bermain tanpa kedua pemain asingnya beberapa kali memperoleh kesempatan mencetak gol tapi belum juga berhasil.

Sumber : Lihat Disini

Pemain PSIM Berangkat Ke Stadion

YOGYA - Skuad PSIM Mataram Yogya, akhirnya berangkat ke Stadion Mandala Krida. Mereka sebelum berangkat sempat duduk-duduk, mengancam tidak bermain dalam laga kandang terakhir menjamu PSGL Gayo Luwes.

Nova Zaenal cs, tampak berjalan bersama-sama menuju Stadion Mandala Krida, dan meninggalkan mess Parang Biru yang terletak tidak jauh dari tempat akan digelarnya laga menghadapi Macan Leuser.

Sampai saat ini, belum diperoleh kepastian apakah anak-anak asuhan Hanafing akan bermain meladeni tamunya.

Sumber : Lihat Disini

Pemain PSIM Main Dart Usir Kegalauan

YOGYA - Menghilangkan kegalauan, punggawa PSIM mengisi waktu dengan bermain dart di halaman depan mess yang terletak di kompleks Wisma PSIM.

Beberapa pemain, M Irfan, Puthut Jati Purnomo dan Dean tampak asik bermain, pada Minggu (27/5/2012) siang, di mess pemain yang berada di Jalan Mawar, Baciro, Yogyakarta.

Setiap kali pemain yang kalah, harus melakukan push up sebagai hukuman dan gelandang tengah, M Irfan, harus beberapa kali menjalani hukuman.

Kegalauan yang dialami skuad Parang Biru, akibat hak-hak mereka berupa bonus dan gaji belum diberikan oleh manajemen, serta terakhir aliran listrik mess dipadamkan lantaran menunggak beberapa bulan.

Sumber : Lihat Disini

Minggu, 27 Mei 2012

Antisipasi TIKET PALSU, Besok Panpel PSIM Sweeping Tiket

JOGJA—Pada laga kandang terakhir PSIM yang akan digelar Senin sore (28/5) mendatang di Stadion Mandala Krida menghadapi PSGL Gayo Lues, pihak Panitia Penyelenggara (Panpel) bakal mengantisipasi beredarnya tiket palsu.

Ketua Panpel PSIM Soekamto, Sabtu (26/5) menjelaskan, tiket palsu tersebut memang sempat beredar ketika PSIM menjamu Persip Pekalongan 12 Maret lalu.

Saat itu, akibat tiket palsu yang beredar pihak PSIM dirugikan lebih dari Rp 30 juta. ”Itulah, jangan sampai di laga kandang terakhir nanti, hal tersebut jangan sampai terulang lagi,” harapnya.

Untuk itu, pihaknya akan meningkatkan pengawasan berupa sweeping terutama di pintu masuk menuju lapangan. Ia mengatakan, sweeping itu akan dilakukannya melalui kerjasama dengan pihak kepolisian, terutama dari pihak Satreskrim Polresta Jogja. ”Dengan sweeping yang kami perketat, diharapkan tiket palsu tidak bisa beredar,” ujarnya.

Ia mengakui, setidaknya di laga kandang terakhir tersebut, bisa menjadi momentum PSIM untuk memperbaiki kondisi finansialnya yang tengah terpuruk. Pasalnya, dari 10.300 lembar tiket yang disiapkannya, jika terjual lebih dari 60% saja, sudah bisa memberikan sumbangsih finansial untuk pihak klub.

Dijelaskannya, harga tiket yang ditetapkan pihak panpel tetap sama dengan laga-laga kandang sebelumnya, yakni Rp75.000 untuk VIP, Rp30.000 untuk tribun tertutup, dan Rp12.000 untuk tribun terbuka. ”Untuk VIP dan tribun tertutup, masing-masing kami cetak 3.000 lembar tiket, sedangkan untuk tribun terbuka, kami cetak 7.000 lembar,” ucapnya.

Terpisah, kapten tim PSIM Nova Zaenal berharap, para pendukung PSIM bisa memanfaatkan laga kandang terakhir PSIM di putaran kedua tersebut dengan datang dan membeli tiket secara resmi di loket yang tersedia.

Menurutnya, salah satu sumber pendapatan yang bisa menjadi solusi persoalan finansial klub. Dukungan penuh supporter seharusnya bisa mendatangkan pendapatan bagi klub.”Selain itu, dukungan penuh supporter merupakan motivasi bagi kami untuk bermain bagus,” pungkasnya.

Sumber : Lihat Disini

Pemain PSIM Ultimatum Manajemen


YOGYA - Pemain PSIM mengultimatum manajemen, jika sampai pukul 19.00 WIB tidak memberikan hak-hak mereka maka akan mogok main melawan PSGL Gayo Luwes. Ancaman tersebut, disampaikan para pemain kepada Pelatih Hanafing sebelum mereka menjalani latihan yang telah diprogramkan, di Stadion Mandala Krida.

"Pokoknya kami tidak akan bermain, jika dari seusai latihan sampai pukul 19.00 WIB tidak ada perhatian dari manajemen maka tidak akan bermain melawan PSGL Gayo Luwes," tutur Hanafing menirukan kata-kata pemain, usai sesi latihan terakhir sebelum meladeni tamunya Macan Leuser, Senin (28/5/2012).

Mendengar ultimatum itu, Hanafing tidak bisa berbuat banyak dan menganggap tindakan punggawa Parang Biru, tersebut, merupakan hak dari para pemain.

Sumber : Lihat Disini

Jumat, 25 Mei 2012

Sempat Dimatikan, Aliran Listrik di Wisma PSIM Nyala Lagi

YOGYA - Aliran listrik di wisma pemain PSIM akhirnya menyala lagi, Jumat (25/5/2012) malam, sekitar pukul 20.30 wib. Sebelumnya aliran listrik sempat diputus oleh PLN pada Jumat siang sekitar pukul 11.00 wib.

Kapten tim PSIM, Nova Zaenal, membenarkan hal tersebut. Melalui pesan blackberry messenger (BBM), Nova menyambut gembira listrik bisa kembali dinyalakan oleh PLN.

"Alhamdulillah, barusan saja tadi sudah nyala kembali. Semua sudah diurus sama om Aji (Aji Sutarto, manajer tim)," tuturnya.

Sejumlah pemain lain pun turut senang dengan listrik yang kembali menyala. Hal itu tampak pada status BBM beberapa pemain tersebut.

Manajer tim PSIM, Aji Sutarto, saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Namun ia enggan membeberkan panjang lebar terkait proses menyalakan aliran listrik di wisma pemain PSIM.

"Sudahlah tidak tanya macam-macam, yang penting listrik sudah kembali menyala, itu saja," tukasnya.

Sumber : Lihat Disini

Lakman Ngungsi Untuk Charge HP

YOGYA - Penyerang PSIM, Lakman Selan, tampak sibuk mencari tempat untuk mengisi daya (charge) handphone, Jumat (25/5). Ia pun akhirnya menuju kantor Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI DIY yang terletak satu komplek dengan wisma pemain PSIM.

Lakman terpaksa 'mengungsi' lantaran aliran listrik di wisma PSIM diputus oleh PLN, Jumat siang. Hal itu terjadi lantaran manajemen tim berjuluk Laskar Mataram yang belum membayar tunggakan pembayaran listrik selama lima bulan.

"Listrik di kamar saya mati dari tadi siang, padahal saya butuh sekali charge hp yang sudah lowbat," tuturnya.

Ia pun mengeluhkan kondisi yang terjadi di wisma PSIM, terutama terkait pemutusan aliran listrik. Menurutnya, hal itu tentunya sangat mengganggu kenyamanan pemain, termasuk dirinya yang membutuhkan listrik.

"Bingung juga tadi enggak bisa charge hp di kamar, akhirnya cari tempat yang masih ada listriknya," imbuh pemain asal Persibangga Purbalingga tersebut.

Sumber : Lihat Disini

Listrik Wisma PSIM Diputus, Pemain Ancam Mogok Latihan

JOGJA—PT PLN (persero) Area Pelayanan Jaringan (APJ) Jogja akhirnya memutus aliran listrik di Wisma PSIM, Baciro sejak pagi tadi, Jumat (25/5).

Pemutusan itu dilakukan lantaran PSIM belum membayar tiga rekening listrik atas nama PSIM/Monument, Asrama PSIM 1 dan Asrama PSIM 4 dengan total tagihan sebesar Rp37.092.420.

Tagihan tersebut merupakan akumulasi dari tunggakan tiga rekening tersebut sejak Januari 2011 hingga Mei 2011.

Manajer PSIM, Aji Sutarto mengatakan, ia masih harus berkomunikasi dengan Direktur Utama PSIM terkait pembayaran tagihan tersebut. “Karena masalah uang, ya harus dibahas bersama,” ujarnya.

Ia juga belum dapat memberikan kepastian kapan tagihan itu akan dibayar. Beberapa hari lalu Aji sempat mengungkapkan rencana pembayaran tagihan rekening listrik itu secara bertahap.

Salah satu pemain PSIM yang tidak bersedia disebutkan namanya mengaku kecewa dengan pemutusan aliran listrik tersebut.

Praktis, tanpa aliran listrik, kegiatan sehari-hari para pemain terganggu. ”Bahkan untuk mengisi baterai ponsel, kami harus menumpang di bangunan milik Pengprov [PSSI DIY],” ucapnya.

Ia mengatakan, para pemain rencananya akan mogok latihan sore ini di Stadion Mandala Krida.

Sumber : Lihat Disini

Nunggak Listrik 5 Bulan, Wisma PSIM Terancam Gelap Gulita

JOGJA—Terhitung sejak Januari 2012 manajemen PSIM menunggak tagihan listrik. DPRD Kota Jogja mendesak ketua umum dan manajemen PSIM harus segera mencari solusi konkret sebelum kondisi ini akan berimbas pada kualitas pemain PSIM.

Data dari manajer rayon Jogja selatan, PT. PLN Persero, Area Pelayanan Jaringan (APJ) Jogja menyebutkan tunggakan kewajiban pembayaran listrik pada asrama PSIM telah terjadi sejak lima bulan lalu. Total dari tunggakan itu sebanyak Rp37 juta.

“Terhitung sejak tagihan Januari lalu tiga rekening yang dikelola oleh PSIM belum terbayar, kita sudah melayangkan peringatan dan surat teguran namun sampai siang ini juga belum dibayar,” kata Bambang Eko Haryono, Manajer Rayon Jogja Selatan saat ditemui kemarin (24/5).

Bambang menjelaskan, sesuai ketentuan Undang-undang No 15/1985 dan UU No 30/2009 tentang Ketenagalistrikan menyebutkan pelanggan wajib membayar tagihan setiap bulan. Dalam UU itu, diatur pula sejumlah konsekuensi berupa sanksi jika pelanggan tidak mampu memenuhi kewajibannya. Konsekuensi itu ialah penarikan meteran, jika pelanggan menunggak maksimal dua bulan. Jika pelanggan menunggak selama tiga bulan maka sanksi yang akan diberikan oleh PLN bagi pelanggan ialah bongkar bersih.

“Nunggak dua bulan kami tarik meterannya, nunggak maksimal tiga bulan kami lakukan bongkar bersih. Artinya baik meteran, saluran masuk kami cabut semuanya. Selain itu pelanggan yang nunggak itu juga masuk dalam list kami, sehingga tidak dapat melakukan pemasangan jaringan kembali selama tidak melakukan pembayaran tunggakan sebelumnya,” katanya.

Menurut Bambang, pihaknya sudah memperlakukan PSIM secara khusus atas tunggakan itu. “Biasanya tiga bulan menunggak kami sudah bertindak, tapi kami mengerti PSIM ini kan merupakan kebanggan Jogja dan melayani kepentingan publik juga, maka kami perlakukan khusus. Kami sudah melayangkan surat baik kepada manajemen maupun secara khusus kepada Walikota Jogja Haryadi Suyuti, tapi kok sampai tagihan kelima ini belum juga membayarnya,” tegas Bambang.

Sikap longgar yang diberikan oleh PLN itu, dikatakan Bambang merupakan bentuk dari pemahamannya atas kondisi sumber keuangan PSIM. Namun, pihaknya mengaku tidak bisa terlalu lama membiarkan kondisi ini terjadi.

“Sampai Kamis siang ini belum membayar, sesuai komunikasi kami dengan pihak manajemen katanya hari ini mau dipenuhi pembayarannya, maka kami tetap menunggu sampai hari ini dan jika tetap belum terpenuhi maka besok [Jumat] akan kami lakukan pembongkaran, kami juga tidak bisa terlalu lama,” kata Bambang.

Bambang menambahkan, budaya nunggak dari kewajiban membayar tagihan listrik ini cenderung semakin menurun. Jikapun masih ada sejumlah pelanggan yang menunggak membayar tagihan listrik maksimal hanya dua bulan, dan pada bulan berikutnya kembali memenuhi kewajibannya tersebut. Penunggakan pembayaran listrik fasilitas umum seperti asrama PSIM ini dijelaskan Bambang baru pertama kali ini terjadi. “Fasilitas umum yang menunggak baru asrama PSIM ini, itupun jumlahnya cukup besar sampai Rp37 juta dalam tiga rekening,” katanya.

Dikonfirmasi, salah satu pembina PSIM Henry Kuncoro Yekti menegaskan manajemen dan Ketua Umum PSIM harus segera merespons persoalan ini. Pihaknya mengaku khawatir jika kondisi lemahnya pengelolaan keuangan PSIM akan mempengaruhi produktifitas dan prestasi para pemainnya. “Kami semua tahu PSIM ini adalah salah satu kebanggaan Jogja, jika sampai bayar honor pemain telat, bayar listrik telat ini bagaimana, ketua harus bertindak mencari solusi jangan hanya tutup mata,” kata Henry dikonfirmasi kemarin di kantornya.

Politisi PDIP ini menjelaskan, seiring dengan peraturan menteri sejak awal tahun lalu pengelolaan anggaran PSIM tidak lagi bersumber pada APBD. “Sejak ada aturan baru manajemen harus mencari sponsor sendiri, jika pemenuhan fasilitas-fasilitas di PSIM tidak mampu dilakukan bagaimana pencarian sponsor itu,” katanya.

Adapun Manajer PSIM Aji Sutanto, enggan berkomentar banyak saat ditanya mengenai imbas krisis finansial dalam pengelolaan PSIM. Secara garis besar, Aji mengaku telah berkoordinasi dengan Ketua Umum PSIM Haryadi Suyuti untuk ikut memecahkan persoalan tunggakan ini. “Kami sudah berkoordinasi dengan Pak Haryadi, katanya mau diselesaikan dahulu oleh Pak Haryadi. Lebih baik konfirmasi kepada Pak Haryadi juga karena dia juga tahu masalah ini kok. Ya yang jelas sampai saat ini masih terus kami usahakan.”

Sumber : Lihat Disini

Waduh.. Aliran Listrik di Wisma PSIM Dicabut

YOGYA - Aliran listrik di wisma pemain PSIM, jalan Mawar, Baciro, diputus oleh pihak PLN, Jumat (25/5/2012). Pemutusan tersebut lantaran tanggungan listrik yanng belum dibayarkan pihak manajemen klub berjuluk Laskar Mataram.

Manajer Sarana dan Prasarana PSIM, Jarot Sri Kastawa, saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan PLN memutus aliran listrik di wisma pemain sekitar pukul 11.00 siang.

"Memang tadi akhirnya (listrik) diputus oleh PLN, karena mungkin memang utang kami sudah terlalu banyak," terangnya.

Sumber : Lihat Disini

Lingkers Kemudikan Mobil Bak Terbuka

YOGYA - Pemain asing PSIM, Emile Lingkers, kemudikan mobil bak terbuka milik tim kebanggaan publik Kota Yogya, Kamis (24/5/2012).

Ekspatriat asal negeri Belanda, mengemudikan mobil bak terbuka berwarna putih yang biasa digunakan tim Parang Biru, mengangkut barang-barang, misalnya bola, minuman mineral dan cone.

Striker impor, tersebut, mengemudikan mobil dan ditumpangi dua rekannya Kristian Adelmund dan Lorenzo Rimkus, menuju Stadion Mandala Krida.

Sumber : Lihat Disini

Pemain PSIM Isi Waktu Bermain Kartu

YOGYA - Mengisi waktu, disela-sela jadwal latihan dan kompetisi, pemain melakukannya dengan berbagai cara.

Kapten Tim PSIM, Nova Zaenal dan gelandang, Radikal, bermain kartu di teras mess yang terletak di dalam kompleks wisma PSIM.

Mereka, tampak asik bermain poker menghabiskan waktu menunggu latihan yang dijadwalkan pukul 14.30 WIB.

Sumber : Lihat Disini

Kamis, 24 Mei 2012

TUAN RUMAH 8 BESAR: Butuh Rp75 Juta Per Tim, PSIM Realistis

JOGJA—Meski berkeinginan menjadi tuan rumah babak delapan besar Divisi Utama Liga Indonesia, manajemen PSIM tetap mencoba realistis dengan kemampuan finansial klub.

Manajer PSIM, Aji Sutarto menjelaskan, ditilik dari persyaratan dasar penunjukan tuan rumah memang terletak pada adanya stadion yang memenuhi syarat, setidaknya fasilitas penerangan lapangan.

“Karena memang nanti pertandingan akan dilakukan dua kali,” ujar Aji, kemarin.

Jika PSIM benar-benar ingin menjadi tuan rumah, pihak pengurus dan manajemen harus mempersiapkan segala sesuatunya. ”Termasuk finansialnya,” ujarnya.

Sejumlah persyaratan yang harus disiapkan adalah penyediaan akomodasi tim tamu. Untuk ini, ia mewacanakan setidaknya PSIM harus mempersiapkan dana sebesar Rp75 juta untuk setiap tim. Nominal ini dihitungnya dari anggaran perorang sebesar Rp250.000 dikalikan jumlah maksimal peserta rombongan tim sebanyak 30 orang. ”Itu masih harus dikalikan waktu penyelenggaraan total selama 10 hari,” tambahnya.

Terpisah, Direktur Utama Yoyok Setyawan, saat dikonfirmasi mengaku belum membahas persoalan tuan rumah tersebut. Kepada wartawan ia mengakui pihaknya belum membahas soal pencarian dana untuk fasilitasi sebagai tuan rumah. ”Kami masih fokus pada sisa laga terakhir untuk lolos ke delapan besar dulu,” ucapnya.

Meski demikian, ia tetap optimistis jika Jogja nantinya memang layak untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan babak delapan besar.
“Persyaratan dasar, kami sudah sangat mendukung. Kalau uangnya, nanti kami pikirkan lebih lanjut,” tegasnya.

Sumber : Lihat Disini

Rabu, 23 Mei 2012

Wisma PSIM Disatroni Maling, Manajemen Masih Rembukan

JOGJA—Sejumlah pemain PSIM mengaku menjadi korban pencurian. Barang berharga tersebut hilang sejak beberapa hari lalu, saat PSIM tengah melakukan tur laga tandang mereka di Bengkulu Kamis (3/5), Jakarta Utara Senin (7/5) dan Surabaya Jumat (18/5).

Saat itu, salah satu bek PSIM melaporkan barang miliknya, yakni sebuah DVD portable raib.

Ternyata hilangnya barang berharga tak hanya dialaminya saja. Beberapa pemain PSIM lainnya juga mengalami hal yang sama. Mereka kehilangan barang berharga mereka di antaranya sepasang sepatu bola merek Nike type F-90, dua pasang sepatu kets merek Specs, sepasang sepatu vantopel, dan sebuah jam tangan merek Casio.

Manajer Sarana dan Prasarana PSIM, Djarot Sri Kastowo, Selasa (22/5) mengatakan sebenarnya pihak pengelola wisma sendiri sudah mengingatkan para pemain untuk mengunci kamarnya masing-masing dan tidak meninggalkan kuncinya di atas pintu atau di tempat lain. ”Sudah saya imbau, agar kuncinya dibawa saja. Atau kalau tidak dititipkan ke kami,” ujarnya.

Begitu juga dengan sepatu misalnya. Djarot menegaskan pemain seharusnya tidak meninggalkan sepatu di luar ketika PSIM tengah melakukan tur tandang ke luar kota yang memakan waktu berhari-hari.

Kasus yang baru terjadi pertama kali sepanjang sejarah PSIM tersebut menurutnya bukan perkara faktor petugas penjaga wisma yang teledor, melainkan lokasi wisma sendiri yang memang terbuka bagi siapapun yang keluar-masuk ke sana. ”Yang masuk ke area wisma itu kan tak hanya satu hingga dua orang. Siapapun bisa mondar-mandir ke sana. Kami mana bisa mengontrol satu per satu,” tuturnya.

Sampai sejauh ini, pihaknya belum berencana untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib. Pasalnya, ia merasa, pelaku pencurian tersebut kemungkinan besar adalah orang dalam sendiri. ”Atau setidaknya yang kerap keluar-masuk area wisma. Misalnya saja jam tangan dan DVD Portable. Kedua barang itu kan ditaruh di dalam kamar. Kalau bukan orang yang sudah tahu, mana mungkin dia bisa masuk ke dalam kamar itu,” ujarnya.

Hingga kini, pihaknya memperkirakan kerugian akibat peristiwa itu adalah berkisar antara Rp5 juta hingga Rp10 juta.

Sementara untuk penyelesaiannya, pihaknya masih melakukan rembug dengan para korban. Ia belum tahu, apakah nantinya pihak klub akan mengganti barang yang hilang itu secara keseluruhan atau hanya beberapa item saja. ”Kami masih mencari siapa pelakunya. Di samping itu, kami masih melakukan rembug dengan pemain,” ujarnya.

Sebelumnya, Pelatih PSIM Hanafing menyayangkan terjadinya kasus tersebut, termasuk keteledoran dari para pemainnya sendiri. Menurutnya, pemain tidak seharusnya meletakkan sepatu di luar kamar ketika ditinggal tur tandang berhari-hari. ”Saya juga heran, kebiasaan itu dilakukan sudah lama, tapi baru kali ini terjadi kehilangan. Berarti sebenarnya wisma ini aman. Kalau terjadi seperti sekarang ini, pertanyaannya, ada apa ini,” cetusnya.

Sumber : Lihat Disini

PSIM Utang Bonus Laga Rp160 Juta

JOGJA—Manajemen PSIM kembali dipusingkan dengan tambahan bonus satu laga tandang lagi sebesar Rp32 juta. Padahal lima bonus laga tandang PSIM sebelumnya juga belum dibayar.

Guna membesarkan hati para pemain dan ofisial, selepas laga tandang kontra Persebaya 18 Mei lalu, pihak manajemen membagikan uang sebesar Rp500.000 untuk masing-masing pemain dan ofisial.

Manajer PSIM, Aji Sutarto mengaku uang tersebut merupakan uang muka pembayaran utang bonus. “Atas nama manajemen, kami sudah memberikan Rp500.000 kepada mereka semua,” ujarnya.

Direktur PSIM, Yoyok Setyawan, saat dikonfirmasi kemarin (21/5) mengakui hingga kini pihaknya belum bisa membayar tunggakan bonus tersebut. Bahkan, ketika ditanya, kapan bonus tersebut akan dibayarkan, ia pun belum bisa memberikan kejelasan.

Ia hanya mengatakan, PSIM seharusnya fokus terlebih dahulu ke sisa tiga laga di putaran II Divisi Utama Liga Indonesia. “Biarkan putaran II ini selesai dulu, baru kita bicara soal utang-utang,” tegasnya.

Yoyok berharap persoalan hutang tersebut tidak dibesar-besarkan, mengingat PSIM kini memang tengah memusatkan perhatian pada babak delapan besar. Menurutnya, pemain PSIM harus berupaya untuk memahami kondisi finansial PSIM.

Pihaknya kembali menjanjikan setidaknya utang tersebut akan terbayarkan sebelum PSIM masuk ke delapan besar.

Kapten PSIM, Nova Zaenal mengaku tidak tahu maksud pemberian uang Rp500.000 tersebut. ”Tiba-tiba saja, setelah pertandingan [18/5], kami diberi uang itu,” akunya.

Ia berharap uang tersebut bukanlah benar-benar uang muka utang bonus, karena jika memang uang itu adalah uang muka bonus, bisa dipastikan bonus yang mereka terima nantinya pun tidak akan utuh. ”Saya harap itu di luar bonus. Jangan sampai bonus nanti tidak kami terima utuh,” ujarnya.

Secara keseluruhan, hingga kini utang bonus PSIM kepada pemain mencapai lebih dari Rp160 juta yang meliputi bonus dua laga tandang dengan raihan masing-masing tiga poin, dua laga tandang dengan raihan masing-masing satu poin, serta dua laga kandang dengan raihan masing-masing tiga poin.

Sumber : Lihat Disini

Jumat, 18 Mei 2012

PSIM Sukses Curi Poin di Surabaya

SURABAYA -  PSIM sukses merealisasikan target mencuri poin saat bertandang ke markas Persebaya, Gelora 10 November, Jumat (18/5/2012). Laskar Mataram berhasil menahan imbang Bajul Ijo dengan skor 2-2.

Sejak awal babak pertama, kedua tim bermain dengan tempo tinggi dan saling menyerang. Namun tim tuan rumah lebih dominan dan berhasil unggul melalui dua gol dari Habib Syukron pada menit 13 dan Richard Obiora di menit 29.

Memasuki babak kedua, PSIM mencoba bangkit dengan mengganti sejumlah pemain. Babak kedua pun seakan menjadi milik Nova Zaenal cs yang terus menggempur pertahanan Persebaya.

Hasilnya, dua gol mampu disarangkan anak asuh Hanafing. Seto Nurdiyantara dan Kristian Adelmund menjadi pahlawan anak-anak Mataram mengamankan satu poin di Kota Pahlawan.

Dengan hasil ini, PSIM tetap berada di posisi ketiga di bawah Persebaya yang sama-sama mengantongi poin 32. Hasil itupun semakin mengamankan peluang Parang Biru melenggang ke fase delapan besar.

Sumber : Lihat Disini

PERSEBAYA VS PSIM: Ini Masalah Gengsi!

JOGJA—PSIM Jogja bertekad mencuri poin saat melawan tuan rumah Persebaya Surabaya di Stadion 10 November Surabaya, Jumat (18/5).

Dalam laga yang rencananya akan disiarkan oleh ANTV sore ini sekitar pukul 15.30 WIB tersebut, PSIM memang tidak memasang target kemenangan. Akan tetapi bukan berarti Nova Zaenal dkk lantas melepaskan begitu saja pertandingan penuh gengsi tersebut. Pasalnya, selama ini kedua tim menjadi barometer persepakbolaan Indonesia Divisi Utama.

Pelatih PSIM Hanafing mengakui, meski dirinya menilai PSIM sudah berada di zona aman untuk lolos ke babak delapan besar, pertandingan melawan Persebaya baginya lebih dari sekadar persyaratan untuk lolos saja. ”Ini masalah gengsi,” ujarnya.

Ia pun mengaku percaya penuh pada skuat PSIM yang didominasi pemain muda. ”Inilah keunggulan kami dibanding Persebaya. Pemain-pemain asing kami semuanya adalah pemain muda,” ujarnya.

Meski begitu, Hanafing tetap mewaspadai sejumlah pemain Persebaya seperti striker asal Nigeria Richard Obiora, serta dua gelandang atraktif Basuki dan Cucu Hidayat.

”Ketiga pemain ini perlu diwaspadai. Karena selain ber-skill tinggi, mereka adalah beberapa di antara pemain Persebaya yang masih relatif muda,” ujarnya.

Dalam laga tersebut, Hanafing akan mengistirahatkan gelandang sayap Lorenzo Rimkus yang belum pulih dari cedera pahanya. Sebagai penggantinya, ia akan memasang pemain lokal asal Papua Reinhard Rumeikewi. ”Lorenzo lebih baik tidak dimainkan sekarang, daripada nanti di delapan besar ia justru cedera,” tuturnya.

Pelatih Persebaya Freddy Muli mengaku laga kandang tersebut tak akan disia-siakannya. ”Kami harus bisa mengamankan tiga poin dalam laga kandang kali ini,” ujarnya.

Optimisme tersebut, lantaran seluruh pemain andalannya, siap diturunkan. Tercatat, hanya satu nama yang dipastikan absen lantaran cedera, yakni kiper Thomas Rian Bayu. Sehingga untuk posisi kiper, ia akan memasang kiper ketiga Ari Soma.

Selain itu, ia juga mengkhawatirkan kondisi salah satu pemain asing mereka, Charles Parker. ”Harapan saya, Parker bisa diturunkan. Tapi kami lihat saja kondisinya esok [hari ini],” ujarnya.

Persebaya saat ini berada di urutan kedua dengan poin yang sama seperti yang diperoleh oleh PSIM di urutan ketiga dengan 31 poin. Ketiganya berada di bawah pamuncak klasemen Persita yang memperoleh 34 poin seusai berhasil mencukur habis tamunya Persitema Temanggung dengan skor 5-0 pada 16 Mei lalu.


Perkiraan Susunan Pemain
Persebaya (4-4-2): Arie Soma Krisandhi; Al Hadji Adamdu, Imam Yulianto, Taufik Hasbuna, M.Hamzah; Kabib Syukron, Basuki, Cucu Hidayat, Wahyu Setiyanto; Anoure Obiore Richard, Supaham

Cadangan: Sopian Hadi (gk), Jaenal Ikhwan, Abdul Malik, Bayu Subo Seto, Bayu Nugroho, Charles Parker, Antok Irawan

PSIM (4-2-3-1): Agung Prasetya; Dulsan Lestaluhu, Eko Pujiiyanto, Abda Ali, Topas Pamungkas; Kristian Adelmund, Eko Budi santosa; Reinhard Rumeikewi, Nova Zaenal (c), M.Irfan; Emile Linkers

Cadangan: Onni Kurniawan (gk), Joni Sukirta, Andri Wirawan, Seto Nurdiyantoro, Radikal, Tulus Septianto, Lakman Salan

Sumber : Lihat Disini

Rabu, 16 Mei 2012

Skuad PSIM Ancam Mogok Main

YOGYA --  Bonus yang telah dijanjikan kepada pemain yang telah berjuang keras memenangkan setiap laga kandang maupun tandang, sampai saat ini belum diberikan, membuat skuad PSIM makin gerah.

Pemain asing, Emile Linkers, menjamin jika hak para punggawa Parang Biru belum juga diberikan menjelang laga tandang ke Persebaya Surabaya, para pemain tak akan berangkat ke Stadion Tambaksari. Saat ini, menurutnya pemain kebanggaan publik Kota Yogyakarta mengalami de-motivasi, lantaran lelah terhadap janji-janji manajemen yang tak pernah ditepati.

Hampir tiga bulan ini, janji manajemen memberikan bonus lima laga, yaitu kemenangan tandang maupun kandang melawan Persip Pekalongan dan Persitema Temanggung, serta hasil seri saat dijamu Persis Solo, belum direalisasikan.

"Kami sudah tak mempunyai semangat untuk bermain bagus jika kondisinya terus seperti ini," ujar Linker, dengan logat Bahasa Inggrisnya, Senin (14/5/2012).

Ia ingin tim yang dibelanya, PSIM, bisa naik kasta tertinggi sepakbola Indonesia dan akan dipersembahkannya kepada suporter dan semua pemain. Tapi, jika masih ditangani manajemen yang buruk seperti saat ini, tim tak layak promosi ke kompetisi lebih tinggi.

Ekpatriat asal Belanda itu tak berbicara atas namanya, tapi semua anggota tim yang mengalami situasi sama. Tak hanya tiga pemain asing yang membutuhkan bonus, semua pemain berharap haknya segera diberikan demi menutup kebutuhan sehari-hari.

Kalau manajemen tak segera memberikan bonus, tandasnya, lebih baik melupakan segera promosi yang sudah di depan mata. "Saya tahu itu menyakitkan harus membuang peluang promosi," cetusnya.

Linkers membeberkan, gaji bulan April belum diterima dari PT Nirwana Persada Indonesia (NPI) dan berharap pekan depan, ia beserta rekan-rekannya sudah menerima hak gaji dan bonus.

Pemain impor lainnya, Lorenzo Rimkus, juga mengeluhkan manajemen yang selalu berjanji tapi ketika pada hari H selalu berkilah dan mengingkari. Ia tak mau berbicara banyak soal upaya manajemen untuk menyelesaikan semua persoalan itu. Rimkus memilih tetap fokus kepada profesinya sebagai pemain bola.

"Kami sudah lelah dengan semua janji-janji manajemen yang selalu diingkari," tuturnya singkat. 

Sumber : Lihat Disini

Selasa, 15 Mei 2012

GAJI MOLOR, Legiun Asing PSIM Gerah

JOGJA—Ketidakjelasan mengenai pembayaran gaji dan bonus membuat legiun asing gerah. Salah satunya, pemain jangkar PSIM asal Belanda, Kristian Adelmund. Pemain kelahiran 1 Februari 1987 tersebut mengeluhkan sikap dingin manajemen PSIM.

Dia mengakui mulai tidak nyaman dengan kinerja manajemen klub. Bahkan, pemain yang memiliki postur 193 cm ini menuding manajemen PSIM tak profesional.

“Bayangkan, kami sama sekali tak mendapatkan hak kami selama dua bulan hingga sekarang,” ujarnya, Senin (14/5).

Selama ini, diakuinya, pihak manajemen hanya memberikan janji-janji saja kepada para pemain, namun tak ada satu pun yang dipenuhi. ”Inilah yang membuat kami, terutama saya, merasa dibohongi,” tuturnya.

Menurut mantan pemain VV Capelle Belanda ini, tidak seharusnya pemain dihadapkan secara langsung kepada permasalahan finansial yang melanda tim. Seharusnya, menurut Kris, sapaan akrab Adelmund, pihak manajemen sesegera mungkin menyelesaikan persoalan tersebut tanpa harus mengumbar janji kepada para pemain.

Tak hanya itu, ia mengritik keras pihak manajemen yang ternyata dinilainya sudah tak bisa lagi sejalan dengan semangat dan antusiasme pemain, pelatih serta suporter.

Dikatakannya, selama ini, ia melihat betapa pemain, pelatih dan suporter sudah saling bahu membahu dan bekerja keras agar PSIM bisa lolos ke Indonesia Super League (ISL). Terbukti, tambahnya, PSIM kini memang tinggal selangkah lagi untuk bisa lolos ke babak delapan besar sebagai upaya membuka pintu menuju ke ISL. ”Tapi nyatanya, apa yang dilakukan manajemen. Mereka seperti sama sekali tak mendukung kerja keras kita semua,” tegasnya.

Sebelumnya, Manajer PSIM Aji Sutarto mengharapkan kepada para pemain agar tetap bersikap tenang dan profesional. Ditegaskannya, pihak manajemen tetap akan berpihak kepada para pemain, terkait dengan segala kepentingan dan hak para seperti gaji dan bonus. ”Tapi memang, harus dipisahkan, mana gaji dan bonus. Karena dua hal itu berbeda kewenangan,” paparnya.

Dalam waktu dekat, setidaknya sebelum digelarnya babak delapan besar, pihaknya berjanji akan melakukan pertemuan dengan pemain terkait pembahasan mengenai tunggakan tersebut. ”Terutama tunggakan bonus. Karena yang menjadi kewenangan kami memang adalah pembayaran bonus. Sedangkan gaji adalah kewenangan PT NPI [Nirwana Persada Indonesia],” ujarnya.

Terpisah, Manajer Sarana dan Prasarana PSIM, Djarot Sri Kastawa, saat ditemui di kantor Pengprov PSSI DIY kemarin mengakui bahwa terkait tunggakan tersebut, pihaknya telah menyerahkan laporannya kepada Dewan Pembina PSIM dengan jumlah nominal mencapai Rp600 juta.

Jumlah tersebut termasuk utang pembayaran uang sewa lapangan Mandala Krida sebesar kurang lebih Rp40 juta, uang katering wisma pemain sebesar Rp50 juta, serta uang listrik sebesar kurang lebih Rp30 juta. Ia menegaskan dari jumlah yang dilaporkannya tersebut, pada dasarnya, sebagian sudah dicicil oleh pihak manajemen.

Sumber : Lihat Disini

Senin, 14 Mei 2012

Gaji dan Bonus Tak Jelas Bikin Pemain Geram

JOGJA—Pertandingan uji coba antara PSIM melawan tim Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) urung digelar.

Pertandingan yang sedianya digelar Minggu (13/5) sore tersebut urung digelar lantaran pemain PSIM enggan mengikuti program latihan yang diterapkan manajemen.

Pelatih PSIM Hanafing, saat dikonfirmasi Harian Jogja kemarin sore mengakui, dirinya mendapatkan informasi dari asistennya, Maman Durahman, seluruh pemain PSIM sepakat untuk tidak mengikuti latihan terhitung mulai Sabtu (12/5) lalu.

Ia mengakui, meski kecewa, dirinya tak bisa memaksakan kehendak kepada anak asuhnya. ”Saya bisa mengerti keresahan mereka [para pemain]. Itulah, saya juga tidak mungkin memaksa mereka,” ujarnya.

Ia menjelaskan, uji coba menghadapi UNY cukup penting, khususnya untuk menjaga ritme permainan mengingat kualitas pemain UNY yang terbilang relatif seimbang dengan pemain PSIM.

Ia bisa memaklumi anak asuhnya memilih untuk tidak berlatih. Pasalnya, selain gaji dan bonus lima kali pertandingan tandang yang belum terbayarkan, selama beberapa hari di wisma pun tidak disediakan makanan seperti biasanya.

Salah satu pemain PSIM yang tidak bersedia disebutkan namanya, membantah aksi para pemain tersebut dikatakan sebagai aksi mogok latihan.

Menurutnya, hal itu dilakukan oleh pemain sebagai bentuk aspirasi pemain yang menginginkan adanya kejelasan terhadap nasib gaji dan bonus mereka.

Ia tidak memungkiri latihan uji coba menghadapi UNY merupakan salah satu sesi latihan yang penting. Menurutnya, selain untuk mempertahankan kondisi fisik pemain, uji coba tersebut juga bisa dimaksimalkan untuk menjaga kekompakan tim.

”Apalagi pekan depan, kita akan menghadapi lawan yang tangguh, yakni Persebaya Surabaya,” pungkasnya.

Sumber : Lihat Disini

Nasib Punggawa PSIM Yogyakarta

YOGYA - Meski sukses bertengger di papan atas klasemen grup 1, bukan otomatis pemain yang tergabung dalam skuad PSIM berlimpah harta. Pasalnya, gaji mereka dalam beberapa bulan terakhir, termasuk bonus yang seharusnya diterima, hingga kini belum mereka dapatkan.

Bahkan, jatah makan dari katering yang selama ini melayani mereka dihentikan. Akibatnya, Nova Zaenal cs terpaksa harus mencari makan di luar mess.

Kondisi inipun ditanggapi serius oleh sang arsitek PSIM, Hanafing. Ia menilai perhatian dari jajaran manajemen klub tidak sebanding dengan perjuangan dan prestasi yang sejauh ini telah ditorehkan anak asuhnya.

Ia pun tak bisa berbuat apa-apa saat semua pemain menolak bermain pada laga uji coba kontra UNY yang sedianya dijadwalkan Minggu (13/5) sore. Laga itu sendiri akhirnya terpaksa dibatalkan.

"Saya tidak bisa memaksa pemain menjalani program latihan dalam kondisi seperti ini. Mereka sudah bekerja keras selama ini, berlatih dan bertanding demi mencapai prestasi, dan itu sudah mereka buktikan," tuturnya, Sabtu (12/5).

Sejauh ini, perhatian manajemen terhadap nasib pemain memang terkesan kurang. Setidaknya hal tersebut terlihat pada permasalahan gaji dan bonus pemain yang terus tertunda tanpa kepastian.

Hanafing juga berpendapat, kondisi seperti ini tentu akan sangat berdampak pada kekompakan dan motivasi tim. Terlebih mereka akan menghadapi tim kuat Persebaya, Jumat (18/5) mendatang.

"Anak-anak sudah membuktikan sejauh ini mereka telah bermain maksimal meski gaji dan bonus tertunda, tapi terus molor lagi, saya tidak bisa apa-apa, karena itu menyangkut perasaan mereka masing-masing," imbuhnya.

Kondisi yang ada saat ini memang terbilang cukup memprihatinkan bagi tim sekelas PSIM yang menjadi kebanggaan warga Kota Yogya. Selayaknya, lanjut dia, pengurus seharusnya segera menunjukkan bukti nyata demi penghargaan dan perhatian pada pemain.

"Dukungan suporter pun sangat antusias. Tentunya mereka dan masyarakat Yogya pada umumnya sangat menginginkan PSIM bertanding di kasta tertinggi Liga Indonesia tahun depan," katanya.

Hal senada disampaikan asisten pelatih PSIM, Maman Durrachman, yang membenarkan batalnya laga uji coba kontra UNY. Ia juga berharap persoalan ini tidak semakin berlarut-larut mengingat PSIM sangat berpeluang untuk melaju ke babak delapan besar.

Maman sendiri dikabarkan belum menerima gaji selama satu bulan. Menurutnya, kepedulian semua pihak, terutama pengurus hingga ketua umum harus segera direalisasikan.

"Kasihan anak-anak kalau begini terus, mereka kan juga butuh makan dan kebutuhan lainnya," ujarnya. 

Sumber : Lihat Disini