Selasa, 28 Februari 2012

KRISIS DANA: PSIM Tetap Berangkat ke Pekalongan

JOGJA—PSIM memastikan keberangkatannya ke Pekalongan untuk menjalani laga Lanjutan Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2011/2012 melawan Persip Pekalongan, Kamis (1/3).

Rencananya PSIM akan membawa sebanyak 18 pemain ke kandang tim kebanggaan Kalong Mania itu.

Meski sebelumnya mengalami kendala dengan adanya krisis keuangan yang menimpa manajemen tim berjuluk Laskar Mataram tersebut.

“Tidak ada masalah,anak-anak akan berangkat Rabu (29/2) pagi ke Pekalongan,” kata manajer PSIM, Aji Sutarto, Senin (27/2).

Kendati tidak merinci mendapatkan pendanaan dari mana, namun karyawan PLN Yogyakarta itu memastikan keberangkatan tidak akan mengalami kendala.

Eks striker PSIM tahun 1990-an itu juga berharap masalah krisis keuangan yang menimpa Laskar Mataram tidak sampai mengganggu konsentrasi pemain saat menjalani laga tandang kedua di putaran pertama kali ini.

“Kita semua berharap, agar masalah krisis keuangan ini tidak sampai menganggu pemain dalam bertanding. Biarlah kami nanti mencari jalan keluar atas masalah yang ada. Yang penting pemain dan pelatih fokus melawan Pekalongan nanti,”  harapnya.

Terkait dengan tiga laga yang masih tersisa usai melawan anak asuh Nassal Mustafa, Aji mengaku manajemen akan terus berusaha mencari pendanaan.

Rencananya, semalam manajemen melakukan rapat koordinasi lagi terkait permasalahan keuangan dan juga kendala komunikasi ditubuh manajemen.

“Mungkin nanti malam (semalam) kami rapat lagi. Untuk sisa laga di putaran pertama ini, kami akan berusaha agar tetap mampu menyelesaikan,” terangnya.

Sementara terkait dengan desakan sejumlah pihak agar Ketua Umum PSIM, yang juga walikota Jogja, Haryadi Suyuti untuk mundur, Aji enggan berkomentar banyak.

Pasalnya permasalahan itu baru disinggung pada batas luaran saja.

“Memang sempat disinggung dalam rapat kemarin, tapi belum ada keputusan. Setelah rapat kami berharap permasalahan komunikasi dan pembagian job desk akan lebih jelas.

Karena memang sebelumnya selama ini permasalahan menyangkut kerjsama dengan PT NPI kan hanya satu orang yang tahu,” pungkasnya.

Sumber : Lihat Disini

Haryadi Akan Mundur

JOGJA-Walikota Jogja sekaligus Ketua Umum PSIM, Haryadi Suyuti mengaku siap memenuhi aturan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tentang larangan pejabat publik merangkap jabatan sebagai pengurus sepak bola.

Pemenuhan aturan itu, tandas orang nomor satu di Kota Jogja itu lebih dikarenakan kepatuhan terhadap aturan yang ada. Apalagi dirinya juga telah mendapatkan salinan surat itu pada pekan ketiga Januari lalu.

“Tidak atas desakan mana pun. Yang perlu diketahui saya  akan penuhi aturan tersebut,” katanya kepada Harian Jogja Express, Senin (27/2).

Untuk merealisasikan rencana mundur dari jabatan Ketua Umum PSIM, ungkap Haryadi, pihaknya akan segera menggelar rapat dengan semua stake holder Laskar Mataram.

Nantinya dalam pertemuan itu akan dibahas mengenai rencana pengunduran diri serta siapa yang pas untuk mengisi pos tersebut.

“Sampai saat ini saya belum bisa sebut siapa yang akan menggantikan saya. Nanti biar semua akan ditentukan stake holder, tentunya yang bisa memenuhi kriteria dan membawa kemajuan ke depan,” harapnya.

Sumber : Lihat Disini

Senin, 27 Februari 2012

Haryadi Harus Ambil Sikap

JOGJA – Kesulitan keuangan PSIM, yang bisa mengancam laga away melawan Persip Pekalongan, Kamis (1/3) mendatang, membuat suporter PSIM, Brajamusti gusar.

Haryadi

Suporter yang kini berusia sembilan tahun itu menuntut Ketua Umum sekaligus Walikota Jogja, Haryadi Suyuti segera bertindak tegas serta mengambil sikap demi mengamankan prestasi Laskar Mataram yang telah berada di peringkat ketiga klasemen grup I.

“Kami minta Pak Haryadi tegas dan mencari jalan keluar. Kami tidak ingin di sisa empat laga di putaran pertama ini, PSIM mengalami kendala. Sebagai Ketua Umum, beliau harus bisa mengatasi permasalahan ini dan memecahkan persoalan finansial yang ada,” kata Presiden Brajamusti, Eko Satryo Pringgodani kepada Harian Jogja,  di sela-sela aksi donor darah di PMI Cab Kota Jogja, Minggu (26/2).

Eko menambahkan, banyak pihak mengetahui ada miss komunikasi antar manajemen dan permasalahan itu kini sedang dipecahkan bersama melalui forum rapat yang digelar akhir pekan lalu. Namun pertemuan yang bertujuan untuk mencari jalan tengah atas permasalahan yang ada itu sampai kemarin juga belum menemukan titik terang. Padahal, tandas Eko ada hal yang lebih penting ketimbang persoalan miss komunikasi yang terjadi di tubuh manajemen.

Sumber : Lihat Disini

Kamis, 23 Februari 2012

Nova Terancam Absen Bela PSIM

JOGJA—Kondisi lini tengah PSIM gawat. Sebab  pilar utama di barisan tengah sekaligus kapten tim Laskar Mataram, Nova Zaenal kemungkinan  harus absen  saat dijamu Persip Pekalongan di Stadion Kraton, Pekalongan, Kamis (1/3) mendatang.

Terancam absennya pemain yang telah menyumbang satu gol untuk PSIM di enam laga ini menyusul cedera lutut yang hingga kemarin masih membekapnya.

Bahkan dalam latihan yang digelar di Stadion Mandala Krida kemarin, pemain yang tidak pernah absen selama 22 laga untuk PSIM musim lalu itu terlihat terpaksa harus berlatih sendiri di pinggir lapangan.

“Dia masih cedera. Dan saya tidak akan paksakan dia, jika memang kondisinya belum fit jelang laga nantinya,” kata arsitek PSIM, Hanafing, Rabu (22/2) di sela-sela latihan.

Kendati bakal mengalami kerugian besar menyusul cederanya Nova, Hanafing berharap peran lini tengah tidak akan terganggu.

Eks arsitek PSIS Semarang dan PSM Makassar itu pun telah menyiapkan pemain penggantinya, yakni Lorenzo Rimkus ataupun Seto Nurdiantara.

Mereka diproyeksikan mengisi posisi Nova Zaenal  yang diperkirakan baru bisa diturunkan kala PSIM dijamu Persitema, Senin (5/3) mendatang.


“Saya sudah siapkan siapa penggantinya. Jadi tidak ada masalah, jika memang dia nanti absen,” tandas Hanafing.
Ia mengungkapkan selain menyiapkan pengganti Nova, dirinya juga telah menyiapkan pengganti M Irfan dan Linkers. M Irfan akan diganti A Lutfi dan posisi Linkers akan diisi Wawan Sucahyo.

Tak hanya itu, pelatih berlisensi A AFC itu juga mengaku tidak khawatir bakal hilangnya karakter menusuk dari lini tengah menyusul absennya M Irfan di laga melawan Persip. Hanafing menandaskan sejumlah strategi pun telah disiapkan pihaknya untuk mengatasi kemungkinan yang ada.

“Tidak ada masalah. Kami matangkan semua. Yang jelas saat ini yang perlu mendapatkan perhatian adalah konsentrasi,” pungkasnya.

Sumber : Lihat Disini

Rabu, 22 Februari 2012

PSIM Optimistis Raih Poin di Pekalongan

JOGJA—Pelatih PSIM Hanafing optimistis tim asuhannya mampu mencuri poin pada laga melawan Persip Pekalongan, di Stadion Kraton, Pekalongan, Kamis (1/3) mendatang.

Hal ini diungkapkan pelatih berlisensi A AFC itu menyusul telah dikantonginya kekuatan dari anak asuh Nassal Mustafa.

Apalagi, selain pernah menahan imbang Persip 1-1 di Kota Batik saat laga pra musim, PSIM juga telah melihat sejauh mana perkembangan tim kebanggaan Kalong Mania itu saat melawan Persitara Jakarta Utara, kemarin.

“Latihan sore ini memang saya liburkan. Saya minta anak-anak untuk melihat permainan Persip lewat televisi. Dan sejauh ini kami pun telah mengetahui kekuatan mereka. Kami optimistis akan mampu meraih poin di sana,” katanya kepada Harian Jogja, Selasa (21/2).

Mantan arsitek PSIS Semarang dan PSM Makassar itu menilai sejauh ini permainan Persip memang cukup lumayan, terutama lini tengah yang cepat bergerak begitu kalah bola. Namun dirinya tidak ada kombinasi serangan begitu masuk daerah pertahanan Si Pitung.


“Lumayan, terdapat passing dari kaki ke kaki. Namun kombinasi finishing tidak terlihat. Insya Allah jika anak-anak main konsisten seperti babak kedua saat menjamu Persitara, kami akan mampu meraih poin di sana,” terangnya.
Hanafing menambahkan, pihaknya memastikan akan memasifkan dua kali uji coba, yakni Kamis (23/2) melawan UNY di lapangan UNY dan melawan Tunas Jogja, Jumat (24/2) di Stadion Mandala Krida.

Kedua gelaran uji coba ini tandas mantan penggawa Timnas itu sekaligus digunakan untuk mematangkan kerangka 18 pemain yang akan dibawa ke Pekalongan.

“Sejauh ini lini tengah kami sudah cukup maksimal. Hal ini terlihat dengan sudah bisa memasukkannya gol oleh masing-masing pemain tengah. Kami tinggal mencari pemain di lini depan yang bisa menggantikan peran Linkers,” paparnya.


Disinggung siapa yang pas untuk menggantikan Linkers di lini depan menyusul akumulasi kartu yang diterima legiun asal Belanda itu, Hanafing memastikan bakal memasang Wawan Sucahyo.

Nantinya, pemain yang besar di PSIM ini akan dipasang sebagai striker tunggal dengan skema 4-2-3-1. Langkah ini terpaksa dilakukan eks pemain Niac Mitra Surabaya itu untuk mengatasi krisis lini depan.

“Awalnya kami mengharapkan Rifki, tapi dalam perkembangannya jauh dari harapan. Wawan punya pengalaman dibandingkan yang lain, karenanya saya akan pasang dia di depan nantinya,” pungkasnya.

Sumber : Lihat Disini

Selasa, 21 Februari 2012

PSIM Mantapkan Bomber Lokal

JOGJA—Menjelang tur melawan Persip Pekalongan, Kamis (1/3) dan Persitema Temanggung, Rabu (22/2) mendatang, kubu PSIM terus memantapkan kekuatan untuk meraih empat poin dalam dua lawatan tersebut.

Minimnya kontribusi bomber lokal dan lemahnya konsentrasi menjadi titik pembenahan yang harus segera dilakukan. Pelatih PSIM, Hanafing mengatakan setelah membenahi fisik selama tiga hari terakhir, Selasa (21/2) mendatang pihaknya akan mulai melakukan pembenahan di lini depan dan belakang.

Sejauh ini dari rapor penampilan selama enam kali laga yang telah dijalani kedua lini itu memiliki kemampuan yang timpang di banding lini tengah.

“Sejauh ini kami sangat tergantung dengan Linkers di lini depan. Padahal kami punya banyak striker lokal. Ini yang harus saya benahi, karena di Pekalongan, Linkers tidak bisa main menyusul akumulasi kartu. Selain itu, lini belakang kami sebenarnya sudah bagus dalam menghalau bola, namun konsentrasi mereka masih jeblok,” katanya kepada Harian Jogja, Minggu (19/2).

Menurut mantan penggawa Timnas itu, dalam laga away terakhir melawan PSGL Gayo Lues, pihaknya unggul dalam peluang. Begitu juga saat berhadapan dengan lawan terdekatnya, Persip Pekalongan beberapa waktu lalu di ajang pra musim.

“Melawan Persip memang bisa dikatakan kami tidak sepenuhnya buta dengan kekuatan mereka. Kami justru tahu bagaimana kekuatan mereka, karena sempat uji coba di Pekalongan.

Saat itu punya banyak peluang, hanya saja tidak ada striker lokal yang mampu mengkonversikan peluang menjadi gol. Hal itu juga terjadi di beberapa laga kandang terakhir saat kompetisi,” terang Hanafing.

Mantan pelatih PSIS Semarang dan PSM Makassar itu mengungkapkan, selain melakukan pembenahan di lini depan dan belakang, pihaknya juga akan memaksimalkan lini tengah.

Langkah ini dilakukan menyusul cukup banyaknya peluang yang kemudian berbuah gol dihasilkan dari lini tengah. Tercatat sudah empat gol tercipta dari para gelandang PSIM selama enam kali laga.

“Tengah akan lebih kami perkuat. Mungkin saya akan matangkan 4-2-3-1, karena pola tersebut justru lebih mudah diterapkan anak-anak. Soal siapa strikernya nanti saya mencobanya di laga uji coba nantinya,” sambungnya.

Hanafing sendiri enggan jemawa jelang laga melawan Persip Pekalongan. Kendati sempat bertemu Persip dalam laga uji coba dan saat itu tim asal Kota Batik tampil dengan full tim, namun pihaknya terus mewaspadai kebangkitan skuat kebanggaan Kalong Mania itu. “Kami tetap waspada dengan kekuatan mereka. Apalagi mereka akan main di kandang, motivasi mereka pasti meningkat,” pungkasnya.

Sumber : Lihat Disini

Sabtu, 18 Februari 2012

Bonus PSIM Kembali Tersendat

JOGJA–Sejumlah pemain PSIM resah. Pasalnya, hingga kemarin, janji manis pihak manajemen Laskar Mataram yang berencana untuk mencairkan bonus kemenangan 3-1 atas Persitara Jakarta Utara, Sabtu (11/2), pada Senin (13/2) belum terealisasi.

Berdasarkan catatan Harian Jogja, keterlambatan pencairan bonus kemenangan kali ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, kejadian yang sama terjadi seusai kemenangan 2-1 menjamu  PS Bengkulu. Manajemen baru bisa memberikan hak pemain sehari jelang laga melawan Persitara.
Dibandingkan permasalahan yang dialami saat pencairan bonus kemenangan atas PS Bengkulu, kondisi lebih pelik terjadi saat ini.

Hingga kemarin, tercatat tiga pemain masih telat menerima gaji bulan ini. Tidak ada penjelasan yang konkret dari manajemen terkait dengan permasalahan ini. Manajer tim Aji Sutarto secara terpisah mendesak agar manajemen Laskar Mataram segera mencairkan bonus yang menjadi hak para pemain.

“Awalnya dijanjikan Senin ditransfer ke masing-masing rekening pemain. Tapi sampai saat ini belum juga masuk. Saya berharap janji tersebut segera direalisasikan karena  hal itu penting untuk memotivasi para  pemain,” tandasnya, Kamis (16/2).

Selain itu karyawan PLN Yogyakarta itu berharap ke depan, manajemen yang ada untuk tidak saling menyalahkan terkait dengan prestasi yang dihasilkan skuat asuhan Hanafing. Manajemen seharusnya saling beriringan dan terus memotivasi pemain dan pelatih demi mencapai target yang ingin direalisasikan.

“Enggak boleh menyalahkan pemain dan pelatih. Harusnya sama-sama instropeksi diri kalau pun janji ya harus dipenuhi, karena ini kan juga untuk memenuhi kebutuhan para pemain,” sambung mantan striker PSIM era 90-an itu.

Usaha Harian Jogja untuk menghubungi Direktur Utama PT PSIM, Yoyok Setyawan kemarin sore  pun kandas, karena nomor yang dihubungi sedang tidak aktif.

Adapun Komisaris Utama  PT Nirwana Persada Indonesia (NPI), pihak ketiga yang mengusahakan kebutuhan keuangan PSIM, Subardi menyatakan, pihaknya memang telah berkomitmen membantu pengusahaan keuangan untuk PSIM. Namun, pihaknya tidak mungkin akan selalu memberikan apa yang diminta kubu Laskar Mataram.

“Tugas kami kan hanya membantu dan mendorong agar PSIM bisa mandiri. Dan hal itu bisa dilakukan jika manajemen PSIM kreatif. Dengan begitu, ke depan kan PSIM bisa segera mandiri. Lagian, kami kan hanya menjembatani soal keuangan. Jika manajemen kreatif, maka kemandirian akan cepat tercapai,” paparnya.

Disinggung mengenai kesepakatan yang dilakukan antara PSIM dengan PT NPI, mantan Exco PSSI era Nurdin Halid itu mengatakan hingga saat ini legalitas kerja sama memang belum ada. Pasalnya nota kesepahaman yang dilakukan kedua belah pihak masih dalam proses di notaris.

“Kami ada komitmen dari awal. Soal legalitas sampai saat ini memang masih dalam proses. Dan kami berharap manajemen bisa bekerja dengan kreatif serta efektif,” pungkasnya.

Sumber : Lihat Disini

Depan & Belakang PSIM Belum Menjanjikan

JOGJA—Sembilan kali memasukkan, lima kali kebobolan dari enam laga di putaran pertama Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2011/2012 yang telah dilalui PSIM tentu bukanlah rekor yang cukup baik.

Apalagi kegagalan menerapkan clean sheet dalam empat kali laga home menjadi catatan tersendiri bagi arsitek Laskar Mataram, Hanafing.

Berdasarkan rapor penampilan pemain yang dimiliki pelatih berlisensi A AFC yang diterima Harian Jogja, menunjukkan dari semua lini yang ada, hanya lini tengah yang menunjukkan konsistensi permainan dan mengalami tren kenaikan.

Di barisan pemain yang lebih didominasi pemain gelandang dan sayap itu level penampilan rata-rata mencapai lebih dari 50%.
Apalagi, donasi sembilan gol yang telah dibukukan Nova Zaenal dan kawan-kawan, empat di antaranya dicetak dari pemain di lini tengah.

Adapun empat gol tersebut disumbang Nova Zaenal dengan satu gol, Lorenzo Rimkus dua gol dan Eko Kancil satu gol.
“Ini menunjukkan jika lini tengah kami cukup mendominasi. Dan persentase penampilan mereka juga cukup bagus karena selain Linker yang telah menyumbang lima gol, empat gol lain disumbang pemain di lini tengah,” kata Hanafing, kepada Harian Jogja, Kamis (16/2).

Sayang kesuksesan variasi serangan dan penampilan lini tengah, diakui mantan pelatih PSIS Semarang dan PSM Makassar itu tidak dibarengi dengan level yang dimiliki lini depan dan belakang.

Hingga pertandingan melawan PS Bengkulu, kendati telah mencapai level 50% , rekor clean sheet masih belum bisa diterapkan.
Karenanya, mantan pemain Niac Mitra itu  harus melakukan perubahan dan pembenahan, jelang laga melawan Persip Pekalongan, di Stadion Kraton, Pekalongan, Kamis (1/3) mendatang.

“Masih harus ada pembenahan sedikit di lini belakang. Ini yang harus jadi pekerjaan bagi saya ke depan,” tambah Hanafing.
Selain pembenahan di lini belakang, pembenahan yang wajib segera diatasi adalah mengatasi tumpulnya lini depan. Striker asal Belanda yang selama ini telah menunjukkan penampilan di level paling tinggi, Emile Linkers jelas absen menyusul akumulasi kartu. Sementara enam striker lokal yang ada, jika mengacu pada level penampilan tidak ada yang mencapai 30%.

“Selama ini lini depan baru berkontribusi sebanyak 40 persen. Itu pun yang kerja satu orang, yakni Linkers. Untuk pemain lokal yang ada, masih jauh dari harapan. Kami sendiri tidak ada pilihan selain memaksimalkan yang ada dan melakukan beberapa strategi untuk bisa mencetak gol,” harap Hanafing.

Sumber : Lihat Disini

Kamis, 16 Februari 2012

Musafri ke PSIM Sulit Terealisasi


TA Musafri 
JOGJA—Keinginan pelatih PSIM Hanafing untuk mendatangkan TA Musafri dan memperkuat Laskar Mataram di putaran kedua sepertinya akan sulit direalisasikan.
Pasalnya, pihak PT Nirwana Persada Indonesia (NPI) selaku pihak ketiga yang membantu dalam pembiayaan keuangan bagi klub kebanggaan warga Kota Jogja itu keberatan.
Hal ini menyusul banyaknya stok striker lokal yang saat ini masih dimiliki PSIM. “Saya belum diminta Hanafing untuk masalah Musafri. Lagian kan sekarang putaran pertama belum selesai,” katanya kepada Harian Jogja, Selasa (14/2).
Untuk itu, eks Exco PSSI era Nurdin Halid itu pun meminta kepada Hanafing untuk terus melakukan pembenahan tim. Dengan sisa empat laga yang ada, pihaknya optimistis target berada di papan atas klasemen akan mampu diraih Laskar Mataram.
“Masih banyak yang harus dibenahi. Saya minta Hanafing untuk serius melakukan pembenahan, agar target yang ada bisa tercapai,” terang Zein.
Mantan pendiri Persijatim Solo FC itu melihat Hanafing harus bisa memaksimalkan striker lokal yang ada, untuk mengatasi krisis gol, menyusul absennya Linkers saat dijamu Persip di Stadion Kraton, Pekalongan, Kamis (1/3) mendatang.
“Selain itu, saya memang meminta agar beberapa pemain yang belum dimainkan untuk dicoba dan dimaksimalkan di beberapa posisi. Kami ingin yang ada bisa dimaksimalkan,” pungkasnya.
Sumber : Lihat Disini

“Jogja Bersatu Tak Bisa Dikalahkan”


Aksi suporter PSIM saat mendukung tim kebanggaannya.
“Jogja bersatu tak bisa dikalahkan, Jogja bersatu tak bisa dikalahkan.”
Inilah sepenggal kalimat yang selalu diserukan para pemain ke dua belas PSIM, suporter Laskar Mataram. Kalimat inilah yang selalu membahana baik di Stadion Mandala Krida sebagai kandang Laskar Mataram, maupun di luar kandang saat PSIM berlaga.
Siapa lagi yang biasa mengucapkan kalimat penyemangat itu, kalau bukan Brajamusti. Kehadiran mereka bak setetes air saat PSIM berada dalam kondisi kering kemenangan.
Rabu (15/2), genap sembilan tahun Brajamusti menemani PSIM. Rasa haru dan bangga menyelimuti anggota Brajamusti. Bangga karena berkat perjuangan mereka, Brajamusti tetap menjadi penerus dan pendukung PSIM warisane simbah.
Terharu karena perjalanan mereka tak terasa telah sembilan tahun bersama dengan warga Kota Jogja dan mendukung tim kesayangannya. Saat ini seluruh pemain, ofisial, manajemen PSIM kian merasakan pentingnya kehadiran Brajamusti bagi mereka. Loyalitas tanpa batas yang ditunjukkan Brajamusti tidak perlu diragukan lagi.
Ini menjadi nilai plus tersendiri bagi PSIM selama mengarungi kompetisi. Bahkan, terkadang wujud totalitas dukungan membuat iri sejumlah suporter lain. Dengan atribut biru, Brajamusti mampu membakar semangat PSIM disaat sedang mengalami posisi yang sulit.
“Bersatu dalam Keragaman dan Perbedaan Bersama Mendukung PSIM,” menjadi salah satu semboyan yang dipegang Brajamusti selama ini. Mereka tidak peduli dikatakan sebagai pribadi yang tidak waras, karena membela PSIM mati-matian. Mereka berjuang ikhlas tanpa pamrih. Hanya ada satu yang ingin mereka perlihatkan, kecintaan mereka terhadap Laskar Mataram.
“Sampai kapan pun kami tetap akan mendukung PSIM. Sudah saatnya di usia sembilan tahun ini menjadi momentum bagi Brajamusti menjadi suporter yang santun, dewasa, cerdas dan memberikan dukungan baik di dalam dan di luar lapangan. Selain itu, di usia sembilan tahun ini, kami berharap agar semua anggota Brajamusti bertanggung jawab dalam hal positif untuk tetap menjaga nama baik Brajamusti,” harap Presiden Brajamusti, Eko Satryo Pringgodani, kepada Harian Jogja, Rabu (15/2).
Sumber : Lihat Disini

Selasa, 14 Februari 2012

Hanafing Siapkan Johan Arga Jadi Winger


JOGJA—Pelatih PSIM, Hanafing memastikan tidak akan memasang Johan Arga di posisi striker. Menurut dia, kemampuantop score tim Kota Jogja di Porprov XI itu lebih maksimal di posisi sayap.
“Postur dia tidak mendukung untuk jadi striker. Jadi saya akan tempatkan dia sebagai winger saja. Biar dia bisa bergerak lebih,” kata arsitek berlisensi A AFC itu kepada Harian Jogja, Selasa (14/2).
Hanafing menegaskan keputusannya tersebut tidak akan membuat PSIM kekurangan stok striker lokal. Menurut dia, sampai saat ini PSIM masih memiliki lima striker lokal, yakni M Rifky, Reinhard, Lakman, Wisnu Raharjo dan Wawan Sucahyo.
Khusus untuk Wisnu Raharjo yang berstatus magang, eks arsitek PSIS Semarang dan PSM Makassar ini mengaku telah menyiapkan hal khusus.
“Wisnu masih muda, dia punya postur ideal sebagai striker. Dia juga memiliki skill yang cukup, jadi kalau disuruh memilih, saya pilih Wisnu ketimbang Johan. Dia [Wisnu] kan masih muda, tinggal poles sedikit,” jelas dia.
Selain memilih Wisnu, Hanafing juga berencana memanggil striker Tunas Jogja, Aditya Wisnu Aji. Pencetak empat gol bagi tim Divisi II PSSI asal Kota Jogja di putaran pertama itu dinilai memiliki potensi menjadi striker masa depan.
“Kalau bisa dia ke PSIM saja. Dia bisa magang dulu. Saya sudah lihat kemampuannya saat Tunas Jogja menjamu Persika Karanganyar di UNY,” pungkas Hanafing.
Sumber : Lihat Disini

Rimkus Diproyeksikan Jadi Striker


JOGJA—Pelatih PSIM, Hanafing terus berpikir keras mengatasi krisis striker yang dialami menyusul absennya Emile Linkers di lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2011/2012 melawan Persip Pekalongan, di Stadion Kraton, Pekalongan, Kamis (1/3) mendatang.
Dengan sisa waktu yang cukup panjang yakni dua pekan, sejumlah eksperimen pun telah dipersiapkan pelatih berlisensi A AFC untuk menggantikan posisi pencetak lima gol bagi Laskar Mataram itu.
Termasuk, rencana Hanafing untuk memasang Lorenzo Yoferry Rimkus, yang biasa berada di posisi gelandang menempati posisi Linkers.
“Saya akan coba tarik Lorenzo ke depan. Karena di posisi gelandang kita juga tidak ada masalah. Di sana (posisi gelandang) kami punya stok yang banyak,” kata Hanafing, kepada Harian Jogja, Senin (13/2).
Selain itu, salah satu pertimbangan mantan pelatih PSIS Semarang dan PSM Makassar itu menarik pemain bernomor 35 itu lebih dikarenakan produktivitas.
Tercatat eks gelandang serang ARC itu telah mengemas dua gol dari enam kali laga yang telah dijalani Laskar Mataram.  Apalagi, Lorenzo dikenal memiliki tendangan mati yang akurat.
“Dia sudah dua gol. Dan saya rasa jika dia kami tarik ke depan tidak akan ada masalah. Apalagi dia dulu kan juga sempat berada di posisi striker saat di klub lamanya,” sambungnya.
Selain merencanakan menarik Lorenzo ke depan, Hanafing sebenarnya memiliki rencana untuk memasang Seto Nurdiantara di posisi striker. Sayang kondisi kebugaran eks pemain Timnas Primavera itu sulit untuk direalisasikan.
“Kalau turun dari babak pertama jelas sulit. Apalagi dia kan sulit main 2×45 menit dengan tempo cepat. Jadi kalaupun saya pasang ya, mungkin babak kedua,” ungkapnya.

Adapun pilihan lain yang kini masih jadi pertimbangan bagi Hanafing untuk mengatasi tumpulnya lini depan adalah memaksimalkan enam striker lokal yang ada.
Dari enam laga yang telah dijalani, setidaknya mantan pemain Niac Mitra itu telah mencoba tiga striker lokal yang ada, yakni Reinhard, M Rifky, dan Lakman Salan. Sayang dari ketiganya, belum ada satupun yang mampu mencetak gol.
Sedangkan tiga striker yang lain, yakni Wawan Sucahyo, Johan Arga dan Wisnu Raharjo belum pernah dimainkan.
“Nanti saya akan coba siapa yang pas di depan. Kami masih ada waktu dan nanti mereka akan kami coba saat berhadapan dengan Persikapur Purworejo” tandasnya.

Sementara terkait dengan pola yang ada, Hanafing memastikan bakal memainkan pola 4-2-3-1. Langkah penerapan pola ini diakui pelatih kelahiran Makassar itu sudah mulai dipahami dan terlihat maksimal saat melawan Persitara Jakarta Utara. “Kelihatannya kita matangkan 4-2-3-1nya saja ke depan,” pungkasnya.
Sumber : Lihat Disini

Romlih Tinggalkan PSIM Sebulan


JOGJA—Keinginan M Romlih untuk kembali masuk dalam 18 pemain inti di daftar line up pada putaran pertama dipastikan pupus.
Pasalnya, pemain yang biasa menggunakan kaos bernomor punggung 20 itu harus beristirahat total selama sebulan.
Padahal, Laskar Mataram masih akan melakoni sebanyak empat kali laga. Dan laga terakhir yang akan dilakoni Nova Zaenal dan kawan-kawan adalah menjamu Persis Solo di Stadion Mandala Krida, Kota Jogja, Jumat (16/3).
Romlih sendiri  sempat mengalami patah tulang hidung seusai insiden benturan dengan Charles Obiora, saat PSIM menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Mandala Krida, Kota Jogja, Senin (30/1) sore.
“Kami sudah dapat laporan dari dokter. Dia (Romlih), harus istirahat total selama sebulan. Hal ini dilakukan biar tulang hidungnya kuat. Sebenarnya kami membutuhkan tenaganya, namun mau bagaimana lagi, dia harus istirahat,” kata pelatih PSIM, Hanafing kepada Harian Jogja, Senin (13/2).
Kondisi itu tentu saja kurang menguntungkan bagi Laskar Mataram. Apalagi, jelang laga melawan Persip di Stadion Kraton, Pekalongan, Kamis (1/3) mendatang. Di laga yang dilaksanakan di Kota Batik itu, pelatih berlisensi A AFC itu harus berpikir ulang untuk menempatkan pemain menggantikan posisi M Irfan.
Winger kiri berkepala plontos itu harus absen menyusul kartu merah yang diterima saat menjamu Persitara Jakarta Utara, Sabtu (11/2). Biasanya Hanafing menempatkan Romlih sebagai pengganti Irfan, namun karena harus beristirahat total eks pelatih PSIS Semarang dan PSM Makassar itu pun hanya punya pilihan menempatkan Ahmad Lutfi atau FX Harminanto.
“Pilihannya tinggal dua itu. Kalau dia (Romlih) jelas tidak bisa,” sambungnya.
Adapun Romlih sendiri saat ini berada di Bogor untuk proses penyembuhan cedera yang dialaminya.
Sumber : Lihat Disini

Senin, 13 Februari 2012

Mental Pemain PSIM Membaik


JOGJA—Kebobolan dahulu, baru bisa menang. Mungkin inilah yang tergambar dari penampilan PSIM selama enam kali laga yang telah dijalani dalam kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2011/2012.
Bagaimana tidak? Dari lima kali laga kandang, empat laga Laskar Mataram harus selalu tertinggal donasi gol terlebih dahulu sebelum akhirnya memenangkan pertandingan.
Hal ini juga terlihat dalam laga terakhir yang dijalani PSIM, Sabtu (11/2) menjamu Persitara Jakarta Utara. Gawang Laskar Mataram yang dikawal Agung Prasetyo, harus jebol oleh tandukan kepala mantan penggawa Laskar Mataram era 2005, Michel Adolfo Sauza di menit ke-17. Setelah tertinggal 0-1, PSIM baru panas dan akhirnya menekuk Si Pitung dengan skor 3-1.
Pelatih PSIM, Hanafing mengakui jika penampilan anak asuhnya selalu telat panas. Bahkan, untuk bisa meraih kemenangan, Nova Zaenal dan kawan-kawan harus terlebih dahulu kecolongan bola.
“Memang kami akui, di beberapa laga terakhir kami harus kecolongan terlebih dahulu. Tapi ada efek positif dari kejadian tersebut. Meski tertinggal terlebih dahulu, mental anak-anak tidak mengalami penurunan, justru mereka memiliki keyakinan lebih untuk bisa menyamakan kedudukan dan memenangkan pertandingan. Hal ini terbukti di dua laga terakhir,” kata pelatih berlisensi A AFC itu kepada Harian Jogja, Minggu (12/2).
Kendati melihat adanya peningkatan dan kestabilan mental yang dimiliki anak asuhnya, namun Hanafing berharap kejadian seperti ini tidak terus berulang. Pihaknya memastikan akan terus mengingatkan terutama konsentrasi pemain saat jalannya laga.
“Kami tentu tidak ingin kejadian yang sama terulang di pertandingan selanjutnya. Kami akan perbaiki, jangan sampai kelalaian ini terus terjadi,” terang mantan pelatih PSIS Semarang dan PSM Makassar itu.
Di sisi lain, berdasarkan catatan penampilan yang ada, kejadian defisit gol terlebih dahulu yang terjadi di tubuh Laskar Mataram tidak lepas dari penggunaan pola 4-4-2. Tercatat empat kali penggunaan pola baku itu, justru membuat keseimbangan antara penyerangan dan pertahanan PSIM bermasalah, yang akhirnya berujung pada ketertinggalan gol terlebih dahulu.
“Mungkin akan kami ubah. Begitu kami ubah pakai 4-2-3-1 dengan dengan satu striker yakni Emile Linkers di depan, penampilan anak-anak justru lebih hidup. Namun perubahan ini tentu membutuhkan penyesuaian dan waktu. Yang terpenting saat ini adalah saya dapat nilai positif, jika sikap anak anak bagus meski tertinggal mereka tidak mengalami penurunan mental.”
Sumber : Lihat Disini

Linkers & Irfan Absen Bela PSIM


JOGJA–Dua pemain PSIM Emile Linkers dan M Irfan dipastikan tidak bisa memperkuat PSIM saat dijamu Persip Pekalongan di Stadion Kraton, Pekalongan, Sabtu (3/3) mendatang.
Keduanya absen menyusul akumulasi kartu yang diterima saat menjamu Persitara Jakarta Utara, akhir pekan lalu. M Irfan mendapatkan kartu merah dalam pertandingan tersebut, sehingga otomatis tidak bisa memperkuat tim. Adapun Linkers, mendapatkan kartu kuning, padahal di pertandingan sebelumnya dia juga sudah mendapatkan kartu.
“Jadi, besok kami tidak akan diperkuat dua pemain tersebut,” kata pelatih PSIM, Hanafing kepadaHarian Jogja, Minggu (12/2).
Absennya dua pilar utama Laskar Mataram itu, diakui pelatih berlisensi A AFC cukup membuat pihaknya khawatir. Pasalnya, rekor tidak pernah kalah dalam enam kali laga yang telah dijalani terancam, saat berhadapan dengan Persip Pekalongan.
“Untuk Irfan kami tidak banyak mengalami kendala, banyak pemain pengganti yang siap untuk mengisi posisinya. Sementara untuk Linkers, inilah yang membuat saya pusing, karena lima striker lokal yang ada, hingga kemarin belum memperlihatkan produktivitasnya,” sambung mantan pelatih PSIS Semarang dan PSM Makassar itu.
Di posisi M Irfan, Hanafing masih memiliki dua stok pemain di posisi wing kiri, yakni Ahmad Lutfi dan FX Harminanto. Keduanya dinilai instruktur pelatih nasional itu memiliki kemampuan yang hampir sama.
Dibandingkan FX Harminanto, peluang Ahmad Lutfi sedikit lebih besar, menyusul penampilannya yang acap kali mampu memecah kebuntuan serangan dari lini tengah. Sementara, FX Harminanto hingga kali kelima pertandingan belum pernah dipasang, kendati pemain yang musim lalu sempat memperkuat PSIM itu memiliki umpan yang cukup akurat.
“Kita lihat nanti dalam perkembangannya antara kedua pemain itu,” tandas Hanafing.
Untuk posisi striker, mantan pemain Niac Mitra itu harus kembali memutar otak untuk menempatkan striker lokal untuk menggantikan bomber asal Belanda, Emile Linkers yang kini telah mengantongi lima gol dan mencatatkan diri sebagai top skor di Laskar Mataram. PSIM sebenarnya memiliki enam striker lokal yang memiliki tipikal penyerangan berbeda.
Selain M Rifky, Lakman Salan, dan Reinhard yang masing-masing telah dipasang dua kali menjadi tandem Linkers di enam laga terakhir, Hanafing masih memiliki tiga amunisi lainnya.
“Ada Johan Arga, Wawan Sucahyo dan Wisnu Raharjo yang sampai saat ini memang belum saya mainkan. Sejauh ini saya masih memikirkan kira-kira siapa yang akan saya pasang di depan untuk menggantikan Linkers. Kami masih memiliki cukup waktu untuk mencoba enam striker lokal kami.”
Sumber : Lihat Disini